WahanaNews.co | Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) melakukan
pendekatan soft power untuk mencegah
radikalisme dan terorisme di Tanah Air.
Untuk mewujudkan maksud tersebut, BNPT
meluncurkan BNPT TV Channel.
Baca Juga:
Upaya Pencegahan Radikalisme dan Terorisme di Papua Barat Daya, Ini Peran Kesbangpol dan FKPT
Platform ini dimaksudkan untuk
melengkapi berbagai upaya BNPT dalam melawan propaganda radikalisme, intoleran, dan terorisme, baik melalui media
elektronik maupun media sosial.
"BNPT TV Channel adalah televisi digital yang nanti akan fokus pada
diseminasi konten atau narasi untuk mewujudkan suasana damai di tengah
masyarakat yang berlandaskan pada nilai kebangsaan dan jati diri bangsa kita,
serta semangat yang terpatri dalam ideologi negara, yaitu Pancasila," kata
Kepala BNPT, Komjen Pol Boy Rafli Amar, dalam
keterangan tertulis, Minggu (13/12/2020).
BNPT TV Channel secara resmi diluncurkan di Nusa Dua Convention Center, Nusa Dua,
Bali, Sabtu (12/12/2020).
Baca Juga:
Tangkal Paham Radikal dan Teroris, BNPT Bentuk FKPT di Papua Barat Daya
Boy Rafli menambahkan, saluran komunikasi publik BNPT
TV Channel merupakan upaya memperbanyak upaya melawan propaganda
radikalisme, intoleran, dan terorisme, yang
berkaitan dengan tugas-tugas BNPT dalam melakukan kontra-radikalisasi.
Menurut dia, untuk melakukan kontra-radikalisasi ini, BNPT tidak bisa sendiri, tetapi harus
bekerjasama dengan seluruh unsur, seperti media massa dan pengguna media
sosial.
Konten BNPT TV Channel ini, kata dia, akan terdiseminasi dalam akun-akun
media sosial secara resmi.
Hal itu merupakan hasil kreasi
anak-anak bangsa yang cinta pada negara Indonesia, cinta perdamaian, cinta
hidup harmoni di NKRI, dan yang cinta tumbuh berkembangnya semangat hidup
bertoleransi.
"Saluran komunikasi publik BNPT TV Channel
diharapkan dapat menjadi salah satu saluran komunikasi untuk mengimbangi
berbagai informasi yang disebarluaskan oleh pengusung ideologi terorisme,"
tutur mantan Kapolda Papua ini.
Untuk memproduksi konten-konten itu,
lanjut Boy Rafli, pihaknya menggandeng kaum milenial.
Ini penting, karena
generasi muda adalah sasaran utama propaganda radikalisme, intoleran, dan terorisme.
Selain launching BNPT TV Channel, di tempat yang sama BNPT juga menggelar Deklarasi
Kesiapsiagaan Nasional.
Deklarasi itu diwakili empat elemen
masyarakat yang terdiri atas tokoh masyarakat, tokoh agama, budayawan, dan
seniman.
Kegiatan ini juga menjadi strategi
BNPT dalam membangun imunitas masyarakat dari "serangan" virus radikalisme, intoleran, dan
terorisme.
"Setiap kegiatan di daerah,
umumnya kami selalu mengajak seluruh elemen masyarakat lintas profesi, lintas
agama, lintas usia, untuk menjadi bagian dalam rangka mewujudkan kesiapsiagaan
nasional," tuturnya.
Dengan terwujudkan kesiapsiagaan
nasional, Boy berharap potensi ancaman terorisme bisa teratasi bersama dengan
kepedulian dan kepekaan dari masyarakat.
Menurut dia, bila kepedulian dan
kepekaan tersebar luas di seluruh lapisan masyarakat, akan bisa mempersempit
penyebarluasan radikalisme intoleran dan tentunya kejahatan terorisme sendiri.
Apalagi, lanjutnya, kejahatan ini bisa
menjadikan masyarakat sebagai pihak yang direkrut untuk melakukan aksi
kejahatan terorisme atau masyarakat menjadi korban kejahatan terorisme itu
sendiri.
Mantan Waka Lemdiklat Polri ini
menyebutkan, ada empat konsensus nasional yang harus menjadi fondasi bersama
dari generasi ke generasi, yaitu landasan konstitusi UUD Negara Republik
Indonesia tahun 1945, ideologi negara Pancasila, semboyan negara Bhinneka
Tunggal Ika, dan NKRI.
Fondasi itu telah lama ditanamkan
leluhur bangsa ketika awal bangsa Indonesia bernegara.
Semangat empat konsensus itulah yang
harus terus dijadikan modal bagi bangsa Indonesia untuk menolak secara tegas
kejahatan yang berawal dari radikal intoleran, kemudian berujung pada aksi
terorisme.
Deklarasi Kesiapsiagaan Nasional di
Bali ini merupakan kali ketiga setelah di Malang dan Lombok. [qnt]