Selain itu, kata dia, handle bar pembalap sudah cukup sesak tanpa tombol untuk sistem tersebut.
"Dan apakah [ride-height devices] benar-benar membuat balapan lebih baik? Saya meragukannya," kata Jarvis. "Ini pasti semakin rumit. Lebih banyak hal bisa salah, lebih banyak perangkat harus dioperasikan oleh pembalap."
Baca Juga:
UMKM Binaan Pertamina Jadi Daya Tarik Wisatawan di Pertamina Grand Prix of Indonesia 2024
Hal-hal yang diungkap Jarvis dan para koleganya di pabrikan lain itu pun tak disetujui sepenuhnya oleh Ducati yang memang telah mengeluarkan tenaga untuk mengembangkannya. Tapi, Jarvis menegaskan, biarlah keputusan badan yang membawahi balap motor itu saja yang berkehendak.
"Kita akan lihat apa yang keluar dari diskusi ini di MSMA dan GPC," kata Jarvis.
"Saya pikir keputusan pada perangkat front ride-height akan dibuat sebelum akhir pekan GP Mandalika. Semakin cepat [keputusan] itu diambil semakin baik, jadi kami tahu jalan mana yang harus ditempuh," imbuhnya.
Baca Juga:
DAMRI Dukung Gelaran Pertamina Grand Prix Of Indonesia 2024 di Mandalika
Sebagai informasi, Ducati menjadi pionir untuk teknologi ride-heigt device ini setelah memperkenalkan holeshot devices.
Sederhananya perangkat itu akan membuat pembalap mengatur ketinggian buritan untuk disesuaikan dengan momen akselerasi yang diinginkan guna meminimalisasi terjadinya wheelie. [afs]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.