WahanaNews.co, Jakarta - Menko Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan, memberikan kritik tajam terhadap Thomas Lembong, yang juga merupakan salah satu Co-captain Tim Nasional Pemenangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Timnas AMIN).
Thomas Lembong sebelumnya menjabat sebagai Menteri Perdagangan dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) pada periode awal pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Baca Juga:
Luhut Ogah Transit di Singapura, RI Siapkan Rute Medan-Ningbo China
Luhut mengomentari secara sinis pernyataan Tom Lembong mengenai pemberian saran atau catatan kepada Presiden Jokowi ketika masih berada di lingkaran Istana.
"Anda jangan ge-er juga bilang kasih note kepada ayahnya Mas Gibran (Jokowi), memang hanya Tom Lembong saja? Yang paling banyak kasih note kepada Pak Presiden (Jokowi) adalah Bu Menteri Luar Negeri Retno," klaim Luhut dalam video yang diunggah di akun Instagram miliknya dikutip pada Kamis (25/1/2024).
Menurut Luhut, adalah bagian dari tugas seorang menteri untuk memberikan catatan atau saran kepada atasan, dan tindakan tersebut bukanlah sesuatu yang istimewa.
Baca Juga:
Nonton 'Agak Laen', Luhut Kaget Namanya Disebut dalam Dialog
Ia menyatakan bahwa memberikan catatan kepada Presiden adalah praktek umum yang dilakukan oleh menteri lainnya, dan tidak hanya terbatas pada Presiden Jokowi.
"Dan hal ini tidak hanya terjadi pada Presiden Jokowi, semua kepala negara saat menjalankan hubungan bilateral pasti menerima catatan dari pihak lain. Apakah itu membuat Anda luar biasa karena melakukannya? Tidak. Hal tersebut adalah bagian dari tugas Anda sebagai pembantu presiden, baik sebagai Menteri Perdagangan maupun Kepala BKPM pada waktu itu," ujar Luhut.
Luhut kemudian melontarkan kritik terhadap kinerja Tom Lembong ketika menjabat sebagai Kepala BKPM. Ia mengklaim bahwa Tom Lembong meninggalkan banyak tugas yang harus diselesaikan oleh penerusnya, Bahlil Lahadalia.
"Anda harus refleksi juga apa sih yang Anda lakukan sebagai Menteri Perdagangan, coba tanya dirimu. Waktu Anda (Kepala) BKPM, apa yang anda lakukan? Anda kan ditugasi untuk online single submissions (OSS)," beber Luhut.
"Saya ingat betul itu bagaimana Anda curhat ke saya, tapi itulah, sampai Anda meninggalkan kabinet tidak pernah selesai OSS," kata Luhut lagi.
Melansir Kompas.com, pernyataan Thomas Lembong yang memberikan catatan untuk Presiden Jokowi sendiri merupakan tanggapannya setelah namanya disebut-sebut oleh Gibran Rakabuming dalam Debat Cawapres 2024.
Kala debat, Gibran berseloroh kalau Muhaimin Iskandar atau Cak Imin sangat mengandalkan catatan dari Tom Lembong saat menjawab pertanyaan di sesi tanya jawab.
Profil Thomas Lembong
Sebelum masuk menjadi anggota kabinet di periode pertama Presiden Jokowi, karier Tom Lembong bisa dibilang sangat mentereng. Ia sudah makan asam garam sebagai analis dan bankir di berbagai institusi keuangan, baik di dalam maupun di luar negeri.
Lulus dari kuliah, Tom Lembong memulai kariernya pada tahun 1995 di Divis Ekuitas Morgan Stanley (Singapore) Pte.Ltd. Kemudian menjadi bankir investasi di Deutsche Securities Indonesia dari tahun 1999 hingga 2000.
Pada tahun 2000 hingga 2002, Tom Lembong menjabat sebagai kepala divisi dan wakil presiden senior di Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN). Lalu bekerja Farindo Investments dari tahun 2002-2005.
Diketahui, Tom Lembong adalah salah satu pendiri, Chief Executive Officer, dan Managing Partner di Quvat Management Pte. Ltd, sebuah dana ekuitas swasta yang didirikan pada tahun 2006.
Ia juga berasal dari keluarga yang cukup berpengaruh di Tanah Air. Tom Lembong diketahui adalah keponakan Eddie Lembong, pria Minahasa yang mendirikan PT Pharos Indonesia, salah satu perusahaan farmasi terbesar swasta.
Keluarga Thomas Lembong juga diketahui sebagai pemilik perusahaan jaringan bioskop PT Graha Layar Prima Tbk (BlitzMegaplex) dan Apotek Century.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]