Dalam kesempatan ini, Mahfud menegaskan karya sastra juga berfungsi mengembangkan kesadaran sosial dan kesadaran nasional sebagai bangsa Indonesia sejak masa perjuangan kemerdekaan.
Salah satu peran penting H.B. Jassin di bidang sastra pada masa perjuangan kemerdekaan, menurut Mahfud, adalah menerjemahkan buku Max Havelaar karya Eduard Douwes Dekker atau yang dikenal dengan nama pena Multatuli yang diterjemahkan H.B. Jassin ke dalam Bahasa Indonesia.
Baca Juga:
Sitor Situmorang Penyair Terkemuka Indonesia Pasca Chairil Anwar
"Karya ini menjadi salah satu sumber membangkitkan perlawanan terhadap ketidakadilan dan ketimpangan di masa penjajahan Belanda. Setelah kemerdekaan, karya sastra menjadi media kritik, baik terhadap negara, terhadap diri kita sendiri, maupun terhadap perkembangan sosial, politik agar tidak melenceng dari semangat kemerdekaan," jelas Mahfud sembari berceritakan integritas seorang H.B. Jassin saat melindungi seorang penulis yang dituduh melakukan penistaan agama pada tahun 1968.
Untuk diketahui, di samping peranannya di bidang sastra, H.B. Jassin juga memiliki peran besar menumbuhkan literasi dengan menjadi redaktur di beberapa penerbit buku dan majalah sastra Indonesia.
H.B. Jassin mengembangkan kritik sastra yang lebih bersifat edukatif dan apresiatif. Kritiknya lebih mengedepankan kepekaan dan perasaan dari pada teori ilmiah sastra.
Baca Juga:
Drama Gong Lawas AA Gede Oka Aryana Tampil di Penutupan Bulan Bahasa Bali
Hadir dalam seminar ini, Wakil Ketua DPR RI Rachmat Gobel, mantan Ketua Umum PBNU KH. Said Aqil Siroj, beberapa anggota DPR RI dan beberapa tokoh nasional lainnya. [rin]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.