WahanaNews.co | Pencopotan
baliho Habib Rizieq Syihab di wilayah DKI Jakarta memicu pro kontra, walaupun
akhirnya gerakan ini merembet juga ke berbagai daerah. Mantan Kepala Staf
Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI (Purn) Agus Supriatna pun angkat bicara.
Baca Juga:
Pertama di Indonesia, PLN Operasikan Stasiun Pengisian Hidrogen untuk Kendaraan
Dia meyakini keputusan Panglima Kodam Jaya, Mayjen TNI
Dudung Abdurachman memerintahkan pasukannya membongkar paksa baliho-baliho
bergambar Rizieq Shihab di sejumlah wilayah Ibukota Jakarta merupakan kebijakan
yang dapat dipertanggungjawabkan.
Kasau ke-20 itu menjelaskan, tidak mungkin seorang Pangdam
Jaya mengambil keputusan asal-asalan, terlebih lagi dengan mengerahkan pasukan
TNI secara langsung ke lapangan.
"Seorang Pangdam itu pasti melakukan sesuatu
berdasarkan hasil analisa Staf Intelejen dan operasinya agar di wilayahnya itu
tidak ada ancaman, gangguan, hambatan, maupun tantangan.
Baca Juga:
Sukses Produksi Green Hydrogen, Kini PLN Siapkan Stasiun Pengisian Untuk Rantai Pasok Di Sejumlah Daerah
Jadi tidak sembarangan juga seorang Pangdam mengambil
keputusan itu," kata Marsekal TNI (Purn) Agus Supriatna dikutip VIVA
Militer dari akun Youtube Kanal Anak Bangsa, Rabu, 25 November 2020.
Dengan demikian, mantan Panglima Koopsau II Jakarta periode
2012-2014 itu meyakini, keputusan Panglima Kodam Jaya yang berani menindak
tegas Ormas FPI serta para simpatisannya itu dilakukan karena TNI melihat
kehadiran Rizieq Shihab serta para simpatisannya sebagai ancaman bagi persatuan
dan kesatuan bangsa.
"Dia (Pangdam Jaya) pasti melihat kok ini (FPI/Rizieq
Shihab) menantang nih, oh ini ancaman nih, kok selalu mengganggu masyarakat
yang lain ini, dan lain sebagainya. Kan tidak semua orang itu senang dengan apa
yang dilakukan oleh Rizieq Shihab ini? kan tidak semua senang. Saya pribadi
juga tidak senang dengan kegiatan dia. Tidak boleh begitu seorang warga negara
Indonesia itu, cara berucap atau berkata itu tidak boleh sembarangan atau
seenak jidadnya saja," ujarnya.