KonsumenListrik.WAHANANEWS.CO – Organisasi Relawan Nasional MARTABAT Prabowo–Gibran mengapresiasi langkah inovatif Bank Syariah Indonesia (BSI) dan Sekolah Alam Cikeas yang menghadirkan mesin Reverse Vending Machine (RVM) atau ATM plastik di lingkungan sekolah.
MARTABAT menilai program ini sebagai terobosan konkret yang mampu mengubah sampah plastik menjadi sumber ekonomi yang mendidik serta membuka ruang lahirnya generasi baru yang melek lingkungan.
Baca Juga:
Berkontribusi Terhadap Lingkungan, ALPERKLINAS Apresiasi Kolaborasi PLN–KLH Bersihkan Sampah dan Tanam Pohon di Kali Ciliwung
Bagi organisasi relawan tersebut, kolaborasi lintas sektor seperti ini sejalan dengan semangat pemerintahan Prabowo–Gibran dalam memperkuat ekonomi hijau dari level akar rumput.
Ketua Umum MARTABAT Prabowo–Gibran, KRT Tohom Purba, menyatakan bahwa inovasi RVM merupakan wujud nyata dari pemikiran ekologis yang harus diperluas ke seluruh institusi pendidikan.
Ia menilai kehadiran ATM plastik di sekolah akan mendorong perubahan budaya pengelolaan sampah sekaligus memperkaya literasi keuangan para siswa.
Baca Juga:
BK Berperan Strategis sebagai Mitra Polri Dalam Membentuk Karakter dan Mental Generasi Muda di tengah Tantangan Era Digital
“Ini adalah contoh transformasi perilaku yang tidak hanya mengurangi sampah, tetapi sekaligus mengajarkan nilai ekonomi sirkular kepada anak sejak dini. Pengelolaan sampah tidak boleh lagi dipandang sebagai beban, tetapi sebagai aset,” ujar Tohom, Kamis (27/11/2025).
Tohom yang juga Pengamat Energi dan Lingkungan ini mengatakan bahwa ekosistem pengelolaan sampah nasional membutuhkan inovasi serupa agar Indonesia mampu memperkecil gap antara produksi sampah dan kemampuan pengolahannya.
Ia menilai mesin RVM BSI sebagai bentuk teknologi tepat guna yang mudah direplikasi.
“Kita berada pada era ketika sampah harus menjadi bagian dari ekonomi baru. Inovasi seperti ini relevan dengan agenda global, mendorong perubahan gaya hidup berkelanjutan, dan membuka peluang ekonomi berbasis lingkungan. Bila diperluas secara nasional, dampaknya akan besar terhadap pengurangan sampah plastik dan peningkatan partisipasi masyarakat,” tambahnya.
Lebih jauh, Tohom mengatakan bahwa kolaborasi antara sekolah dan lembaga keuangan merupakan model kemitraan masa depan, menggabungkan edukasi, teknologi, dan insentif ekonomi.
Ia berharap BSI terus memperluas pemanfaatan RVM ke daerah-daerah lain dengan menggandeng pemerintah daerah, komunitas pendidikan, dan pelaku industri.
“Untuk menyelamatkan bumi, langkah kecil harus diperbanyak dan diperkuat. ATM plastik ini adalah sebagian jawaban bahwa perubahan bisa dimulai dari ruang kelas dan halaman sekolah,” tutur Tohom menutup analisisnya.
Sebelumnya, dalam acara peluncuran di Sekolah Alam Cikeas, berbagai pihak seperti Direktur Sekolah Alam Cikeas Dodi Mawardi, jajaran pimpinan BSI, dan komunitas pendidikan nasional menegaskan pentingnya integrasi aksi lingkungan dalam kegiatan sekolah.
Mereka menyebut RVM sebagai simbol nyata kolaborasi strategis dalam mendukung ekonomi hijau sekaligus menanamkan kesadaran ekologis sejak dini.
[Redaktur: Sobar Bahtiar]