WahanaNews.co | Presiden
RI ke-5 Megawati Soekarnoputri mengungkapkan jumlah personel TNI-Polri saat inimasih
sangat minim. Sebab jumlah personel TNI-Polri saat ini tidak sebanding dengan
luas wilayah Indonesia.
Baca Juga:
Operasi Pekat Tinombala 2025, Polda Sulteng Ungkap 27 Kasus Dan Tangkap 78 Pelaku Premanisme
Hal itu disampaikan Megawati ketika menerima gelar profesor
kehormatan guru besar tidak tetap bidang Ilmu kepemimpinan Strategis di
Universitas Pertahanan atau Unhan.
"Saya bilang ke Jokowi, 'Bapak itu mesti nambahin baik
TNI dan polisi kita jumlah anggotanya. Jangan pikirin anggaran belanjanya
dulu," kata Megawati, Jumat (11/6).
Megawati mencontohkan situasi keamanan di Papua yang seolah
TNI-Polri sulit mengatasi. Padahal, bisa saja jika jumlah personelnya lebih
banyak.
Baca Juga:
Poin-poin Perpres TNI-Polri Lindungi Jaksa dan Keluarga yang Diteken Prabowo
"Saya bilang Pak BIN, 'piye toh urusan Papua itu. Itu
kan mereka yang tuan rumah toh, tahu jalan-jalan tikus. Sangat perlu strategi
perang gerilya. Naik pohon bisa, opo bisa, yang di pegunungan bisa," ucap
Mega.
Keluhan soal jumlah personel juga dilayangkan kepada Ketua
MPR Bambang Soesatyo dan Ketua DPR Puan Maharani yang hadir dalam pengukuhan
tersebut.
"Pak Bambang Soesatyo dan Ibu Puan Maharani, 514
kab/kota, nah itu koramilnya berapa satu koramil, terus kalau polisi di sini
ada polisi opo enggak? Saya sudah ngomel saja, itu namanya apa, Polsek.
Polseknya satu polsek berapa orang, ini kan harusnya kita sudah punya, saya
selalu mengencourage, ndak usah kita suka sistem terbalik," beber Mega.
"Apa, disodorkan dengan perencanaan anggaran dulu? Kamu
bikin realita ke lapangan, yang diperlukan ini apa. Nah, urusannya kemudian.
Ini kan ndak, gimana ya, saya pikir gimana mau maju," tambah dia.
Ketua Umum PDI Perjuangan ini menilai, sistem yang
diterapkan selama ini yaitu pasukan perbantuan (BKO) tak efektif dengan kerja
di lapangan.
"Kepolisiannya BKO, perlu datangkan dari sana dari
sini. BKO saja anak-anak itu tidak tahu daerah, yang di situ tahu daerah.
Makanya diambus, coba tolong dong, tolong pikirkan. Bagaimana mereka lihat,
lima orang, alah gampang. Deng! Kan begitu. Ini gimana ini strategi yang
gimana, jangan setengah hati," urai Megawati.
Lebih lanjut, Megawati mengingatkan apa yang pernah
disampaikan Bung Karno terkait para pemberontak bangsa.
"Bapak saya dulu, memang belum ada urusan HAM, zaman
Bung Karno dulu, siapa coba-coba, namanya Bung Karno, coba-coba mau merusak
mengganggu yang namanya negara, langsung disebut kalian adalah pemberontak
bangsa," ujar Megawati.
"Gitu loh, bukannya mau kembali ke zaman itu, nanti
saya dibilang Ibu nanti kena HAM. No, tetapi please mikir. Kasian loh anak-anak
itu," tutup Megawati. [dhn]