WAHANANEWS.CO, Jakarta - Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, menyatakan bahwa kasus perundungan yang terjadi di Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) sudah mencapai batas yang tidak dapat ditoleransi.
Para korban tidak hanya mengalami perundungan fisik dan mental, tetapi juga pelecehan seksual. Kasus ini mencuat setelah dr. ARL, seorang mahasiswi PPDS di Universitas Diponegoro (Undip), ditemukan tewas di kamar kosnya.
Baca Juga:
Wabah Pneumonia Serang Anak-anak di Tiongkok, Ini Tanggapan Menkes Budi
Diduga, ia menyuntikkan obat akibat tekanan dari bullying yang dilakukan oleh para seniornya.
"Ini benar-benar keterlaluan. Dirundung secara fisik, mental, bahkan mengalami pelecehan seksual, dan dimintai uang. Akhirnya, ada yang tidak tahan dan meninggal," kata Budi, mengutip Detik, Rabu (4/9/2024).
Menkes menambahkan bahwa praktik perundungan di lingkungan PPDS sudah berlangsung selama beberapa dekade.
Baca Juga:
Australia Uji Coba Nyamuk Ber-Wolbachia di Bali, Begini Tanggapan Menkes Budi Gunadi Sadikin
Ia mengungkapkan bahwa ia telah mengingatkan pihak terkait untuk segera mengatasi masalah ini, menegaskan bahwa perundungan bukanlah cara untuk membentuk tenaga kesehatan yang kuat.
"Perundungan ini sudah terjadi selama puluhan tahun dan belum pernah dituntaskan, karena kurangnya komitmen dari pihak-pihak yang berwenang. Tidak benar jika perundungan dianggap sebagai metode untuk membentuk tenaga kesehatan yang tangguh," tegasnya.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.