WahanaNews.co | Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) RI, Zainudin Amali, membantah adanya rekayasa data korban Tragedi Kanjuruhan.
Hal ini diungkapkan Zainudin usai kelompok suporter Aremania menduga data korban jiwa tragedi Kanjuruhan mencapai 200 orang.
Baca Juga:
Ingat Suporter Mengerang di Kanjuruhan, Panpel Arema FC Menangis
Menurut Zainudin, data tersebut tak mungkin direkayasa oleh pemerintah karena jika hal itu terjadi, maka keluarga korban pasti sudah melakukan protes.
"Enggak lah, enggak mungkin. Kan gampang kalau ada yang enggak masuk di data itu pasti keluarga bakal teriak," kata Zainudin di RSUD dr Saiful Anwar, Selasa (4/10/2022).
Data itu, kata dia, diambil dari rumah sakit di Malang Raya yang menerima rujukan korban usai kejadian. Kebenaran data tersebut pasti sudah teruji.
Baca Juga:
Sidang Kanjuruhan, Ahli: Gas Air Mata Tak Bisa Dideteksi di Jenazah
"Dan rumah sakit, dokter, mempertaruhkan kredibilitasnya. Sekarang ini zaman transparan. Saya kira, kita pegang saja dulu data dari pemerintah 125 orang. Dan itu rekapitulasi," kata Amali.
Ia mengatakan, jika ada tambahan data maka hal itu sudah pasti akan tercatat. Apalagi bupati dan wali kota di sekitar Malang sudah diminta mendata warganya bila ada yang menjadi korban.
"Kalau ada data pasti akan muncul, dan kemarin bupati wali kota sudah diminta mendata warganya," ucap dia.
"Saya mohon tunggu hasil kerja Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) jangan asumsi dulu. Biar enggak bingung," katanya.
Di sisi lain, kelompok suporter Arema atau Aremania mencatat jumlah korban lebih besar dari yang dirilis kepolisian atau pemerintah.
Aremania mengatakan banyak kematian yang tak tercatat lantaran korban meninggal langsung dibawa pulang oleh keluarga dan rekannya usai kejadian dan tak sempat dibawa ke rumah sakit.
Salah satu perwakilan Aremania Dadang Indarto menyebut dari temuan awal yang dimiliki organisasinya, jumlah korban meninggal dunia tragedi Stadion Kanjuruhan bisa lebih dari 200 orang.
"Kalau data yang dikeluarkan pemerintah sekarang 125 korban meninggal dunia, kami memperkirakan itu lebih. Kalau menurut perkiraan kami di atas 200," ujar Dadang di Malang, Senin (3/10).
Dadang mengatakan perkiraan angka itu adalah temuan awal setelah pihaknya mendapatkan informasi dari Aremania Malang Raya dan sekitarnya.
Atas dasar ini, Aremania pun membentuk tim independen pencari fakta, yang bertugas mengumpulkan data kematian korban dari seluruh wilayah.
"Kami membentuk Tim Aremania Pencari Fakta, itu nantinya akan kami sinkronkan. Kami akan komunikasi antardaerah bukan hanya di Malang Raya saja. Dari Banyuwangi, Madiun, Pasuruan, Blitar, Kediri dan Jombang," ujarnya. [rin]