Marni dan ketiga anaknya bertahan hidup dengan penghasilan yang diperoleh anak sulungnya Abdul Marwan (14) yang bekerja di peternakan ayam petelur dengan upah Rp500.000/bulan. Marni yang kerja serabutan, bisa mendapat penghasilan Rp20.000/bulan dari hasil menjual cabai sisa panen di ladang.
Mengetahui kondisi keluarga Marni, Mensos Risma kemudian membelikan rumah berdinding bata ukuran 6 x 10 meter dengan luas lahan sekitar 320 m2 yang lokasinya masih di desa yang sama.
Baca Juga:
Kemensos Jalin Sinergitas Program dengan Kemenko Pemberdayaan Masyarakat
Selain bantuan rumah, Kemensos memberikan bantuan berupa kebutuhan dasar, perlengkapan masak, perlengkapan tidur, dan pemenuhan nutrisi mainan anak.
Selain itu Kemensos juga menyediakan penerangan jalan utama tenaga surya (PJUTS) 25 watt di 8 titik, serta Solar House System 100-watt 1 unit.
Untuk menopang ekonomi keluarga Ibu Marni, Kemensos juga memberikan ayam petelur 20 ekor serta kandang dan pakan, lele 1.000 bibit beserta kolam bioflok dan pakan. Kemensos juga memberikan tanaman holtikultura, pupuk, dan alat pertanian.
Baca Juga:
Mensos Ajak Warga Ambon Hayati dan Maknai Lagu "Syukur" Ciptaan Husein Mutahar
“Kami kasih ayam petelur ya. Nanti dipelihara dan telurnya bisa dijual atau sesekali untuk lauk makan,” kata Mensos Risma yang ikut mengemas-mengemas barang yang ada milik keluarga Marni untuk dibawa ke rumah yang baru.
“Rumahnya sangat bagus. Terima kasih Bu Mesnos,” kata Marni tak kuasa menahan haru karena mendapat rumah baru.
Kemensos kini sedang mencari solusi untuk pendidikan anak-anak Bu Marni yang terbengkalai. Marwan dan adiknya, Mirawati (12), terpaksa putus sekolah saat duduk di bangku kelas 4 dan 3 SD. Sementara itu, anak bungsunya, Muhammad Fadli (3), belum bersekolah.