Terlebih Sutrisno tidak memiliki uang cukup dan harus berdebat dengan kasir apotik RSSA. Akhirnya, Sutrisno meminta agar anaknya dirujuk ke RS Hermina.
Korban selamat Tragedi Kanjuruhan Raffi Atha Dziaulhamdi (14) matanya memerah usai terkena tembakan gas air mata polisi. (detikcom/M. Bagus Ibrahim)
Baca Juga:
Ingat Suporter Mengerang di Kanjuruhan, Panpel Arema FC Menangis
Sementara itu, Anggota Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Rhenald Kasali menyatakan korban gas air mata di Stadion Kanjuruhan membutuhkan waktu sebulan hingga sembuh seperti sediakala terutama di bagian mata.
"Matanya, menurut dokter perlu waktu sebulan untuk kembali normal. Itu pun kalau bisa normal," kata Rhenald di Kemenko Polhukam, Senin (10/10).
Korban tewas Tragedi Kanjuruhan bertambah satu orang pada Selasa (11/10). Korban tewas terbaru adalah suporter Arema FC atau Aremania, Helen Pricela yang sempat menjalani perawatan intensif di ICU RSUD dr Saiful Anwar (RSSA), Malang.
Baca Juga:
Sidang Kanjuruhan, Ahli: Gas Air Mata Tak Bisa Dideteksi di Jenazah
Direktur RSUD dr Saiful Anwar, dr Kohar Hari Santoso mengatakan penyebab meninggalnya Helen karena dia mengalami syok berat.
"Waktu kejadian pasien mengalami cedera pinggang sehingga terjadi perdarahan dan syok yang cukup serius," kata Kohar dilansir dari CNNIndonesia, Selasa (11/10). [rin]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.