WahanaNews.co | Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Pendidikan dan Kaderisasi Abdullah Jaidi mengatakan bahwa peringatan Idul Adha merupakan momentum untuk meneladani ketaatan dan pengorbanan kepada Tuhan.
Dia bercerita saat itu Tuhan memerintahkan Nabi Ibrahim untuk menyembelih putranya sendiri, yakni Nabi Ismail. Nabi Ibrahim pun menyanggupi perintah tersebut.
Baca Juga:
Panwaslucam Meranti Gelar Apel Siaga Pada Masa Tenang Pemilu Serentak 2024
"Padahal, itu adalah putranya yang diidam-idamkan puluhan tahun lamanya, setelah istrinya lama tidak memiliki anak. Tiba-tiba datang perintah dari Yang Maha Kuasa untuk menyembelih anaknya sendiri. Walaupun demikian, Nabi Ibrahim AS tetap menyatakan kesiapannya untuk melaksanakan perintah itu," kata Jaidi dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis (29/06/23).
Ketua Dewan Syura Al-Irsyad Al-Islamiyyah itu menjelaskan kesiapan Nabi Ibrahim juga telah disampaikan kepada Nabi Ismail dan dilakukan tanpa paksaan. Nabi Ismail mengerti bahwa perintah untuk menyembelih dirinya datang dari Tuhan.
Bahkan, lanjutnya, Nabi Ismail mempersilakan kepada Nabi Ibrahim untuk mengurbankan dirinya.
Baca Juga:
Kapolri Ajak Warga DIY Jaga Persatuan di Tengah Momentum Pemilu 2024
"Silakan ayahanda, insyaallah, Allah Subhanahu wa Ta'ala akan meneguhkan hatiku dengan ujian ini," demikian kata Abdullah Jaidi mengutip pernyataan tersebut.
Menurut Jaidi, sikap Ibrahim dan Ismail itu menunjukkan ketaatan tinggi ketika diminta berkurban untuk pertama kalinya kepada Allah. Kedua nabi Allah itu menjawab dengan ucapan sami’na wa atho’na yang berarti kami dengar dan kami laksanakan.
"Kisah Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS ini menjadi contoh pengorbanan secara jasadiyah atau fisik. Sementara itu, makna berkurban yang tersirat adalah mewujudkan rasa ketaatan," jelasnya.