WahanaNews.co | Demi mendukung upaya
pemerintah untuk meningkatkan penggunaan energi yang ramah lingkungan dan
mengurangi emisi karbon, PT PLN (Persero) melakukan transformasi dengan
mewujudkan pembiayaan berbasis energi bersih (green financing) melalui penerbitan dokumen "Pernyataan Kehendak
PLN atas Kerangka Kerja Pembiayaan Berkelanjutan".
Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerjasama (KLIK) Kementerian ESDM, Agung Pribadi, menyatakan, green
financing
merupakan salah satu bentuk komitmen PLN dalam mentransformasi sistem keuangannya sesuai perkembangan zaman.
Baca Juga:
PLN Pasok Listrik Hingga 2 x 27,7 MWA ke Pabrik Baterai EV di Karawang Jabar
"Ini bukti bahwa perusahaan sektor energi mampu beradaptasi
dengan tantangan global dalam menciptakan energi bersih," jelas Agung di
Jakarta, Senin (2/11/2020).
Lebih lanjut, Agung mengharapkan PLN bisa mengoptimalkan peluang, terutama dari sektor perbankan global, yang sudah banyak membuka kesempatan dalam
pembiayaan Energi Baru Terbarukan (EBT).
"Saat ini,
sektor perbankan cukup gencar mendanai proyek-proyek EBT. PLN harus bisa
menangkap peluang ini," jelasnya.
Baca Juga:
PLN Pasok Listrik Hingga 2 x 27,7 MWA ke Pabrik Baterai EV di Karawang Jabar
Langkah PLN menerbitkan dokumen
"Penyataan Kehendak" itu
sendiri mendapat dukungan langsung dari Asian Development Bank (ADB).
PLN pun tengah
menyiapkan berbagai langkah untuk mendukung dirinya menjadi perusahaan listrik yang Green
and
Sustain di Indonesia.
"Meskipun jalan ini menantang, kami siap untuk
transformasi. Kami menantikan tantangan ini, dan kami siap untuk memberikan pasokan listrik yang
berkualitas tinggi dan berkelanjutan kepada masyarakat Indonesia," ucap
Direktur Utama PLN,
Zulkifli Zaini,
melalui rilis resminya.
Lahirnya dokumen
"Penyataan Kehendak" ini, sambung Zulkifli, merupakan komitmen publik
pertama PLN untuksustainable financing, dan diharapkan akan memperkuat program yang sedang
berlangsung.
Hal ini termasuk untuk meningkatkan kapasitas dan proses bisnis
di internal perusahaan guna memenuhi persyaratan internasional terkait
lingkungan dan perlindungan
sosial, yang selanjutnya akan berdampak baik bagi perusahaan secara jangka
panjang.
Direktur Jenderal ADB untuk Asia Tenggara, Ramesh Subramaniam, menjelaskan, pihaknya senang bisa terlibat dalam pembiayaan tersebut, yang dinilainya sebagai
langkah penting di tengah komitmen dan upaya PLN untuk menyediakan energi yang
bersih dan berkelanjutan.
"Kami menantikan kolaborasi berkelanjutan dalam
menghadirkan infrastruktur kelistrikan berkualitas tinggi dan berkelanjutan
serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia," ucap Ramesh.
Sebagai informasi, PLN terus menunjukkan keseriusannya dalam
menyediakan energi listrik berbasis ramah lingkungan.
Pada 2019, terdapat tambahan 463 Megawatt (MW) pembangkit terbarukan, 60 persen lebih
besar dari target yang ditetapkan.
PLN juga telah memasang lebih dari 160 PLTS Komunal kepada
masyarakat di NTT dan Papua untuk memasok listrik di daerah terpencil.
Program yang mendukung kelistrikan daerah terpencil, terluar dan
tertinggal (3T) juga terus dilakukan, termasuk Program Listrik Desa (Lisa)
untuk elektrifikasi pedesaan, dan penyediaan sambungan listrik gratis ke lebih
dari 48.000 rumah tangga. [qnt]