WAHANANEWS.CO, Jakarta - Presiden Prabowo Subianto menghormati keputusan Gus Miftah, atau Miftah Maulana Habiburrahman, untuk mundur dari posisinya sebagai Utusan Khusus Presiden di bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan.
Prabowo menyebut langkah Gus Miftah sebagai tindakan kesatria.
Baca Juga:
Mengapa Pejabat Sulteng Bergerombolan ke Jakarta ditengah Defisit APBD 2025
"Saya belum melihat langsung, tetapi sudah menerima laporan bahwa beliau mengundurkan diri. Menurut saya, ini adalah bentuk tanggung jawab dan sikap kesatria. Beliau menyadari kesalahannya, bertanggung jawab, dan memutuskan mundur. Kita harus menghargai sikap kesatria tersebut," ujar Prabowo dalam wawancara dengan wartawan di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Jumat (6/12/2024) malam.
Prabowo mengenal Gus Miftah sebagai sosok yang kerap berinteraksi dengan masyarakat dan memberikan ceramah.
"Saya rasa niatnya bukan jahat atau ingin menghina, tapi bagaimanapun, itu salah ucap. Beliau menyadarinya dan mengambil tanggung jawab dengan mengundurkan diri. Saya kira itu jelas," tambah Prabowo.
Baca Juga:
Resmi! THR Aparatur Negara Mulai Dicairkan 17 Maret, Gaji ke-13 Menyusul di Juni
Menurutnya, sikap seperti ini jarang terjadi di Indonesia, di mana seseorang bersedia mengakui kesalahan dan mengambil tanggung jawab dengan mundur dari jabatan.
"Kita hargai itu. Tapi ya, beliau sadar telah melakukan kesalahan," tegasnya.
Prabowo juga mengungkapkan bahwa pemerintah akan mencari pengganti untuk posisi yang ditinggalkan Gus Miftah, meskipun belum ada nama pasti.
Sebelumnya, Gus Miftah mengumumkan pengunduran dirinya melalui konferensi pers di Ponpes Ora Aji, Sleman, Yogyakarta, Jumat. Dalam kesempatan itu, ia menyatakan keputusannya diambil setelah melakukan perenungan mendalam.
"Dengan segala kerendahan hati, kesadaran penuh, dan setelah bermuhasabah serta berdoa, saya memutuskan untuk mundur dari tugas sebagai Utusan Khusus Presiden di bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan," ujar Gus Miftah dengan suara bergetar.
Ia menegaskan bahwa langkah tersebut murni atas inisiatif pribadi, bukan karena tekanan dari pihak lain.
Keputusan itu, menurutnya, dilandasi oleh rasa cinta, hormat, dan tanggung jawab yang besar kepada Presiden Prabowo dan masyarakat Indonesia.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]