WahanaNews.co | Pemprov DKI Jakarta menargetkan proyek tanggul laut raksasa di pesisir Ibu Kota atau National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) yang menjadi kewajibannya rampung pada 2027. Total anggaran yang diperlukan mencapai Rp 1,38 triliun.
Merujuk pada data grafis NCICD yang diterima dari Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta, setidaknya ada empat lokasi yang menjadi kewenangan Pemprov DKI Jakarta.
Baca Juga:
Implementasikan Bisnis Berwawasan Lingkungan, Aksi Peduli Ciliwung Jadi Juara Pertama Green Impact Experience
Panjang trase berdasarkan hasil review perencanaan teknis terinci (detail engineering design/DED) Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN) Kementerian PUPR pada 2021.
Keempat lokasi itu berada di Muara Angke sepanjang 3,471 km, Pantai Mutiara sepanjang 1,058 km, Sunda Kelapa sepanjang 2,070 km, dan Kali Blencong sepanjang 1,708 km. Berikut rinciannya:
1. Muara Angke
- rencana penyelesaian: 2023-2026
- estimasi anggaran: Rp 671 miliar
Baca Juga:
Pembangunan Sodetan Ciliwung Sempat Tertunda Gegara Pembebasan Lahan Era Anies Tak Lancar
2. Pantai Mutiara
- rencana penyelesaian: 2025-2027
- estimasi anggaran: Rp 171 miliar
3. Sunda Kelapa
- rencana penyelesaian: 2023-2025
- estimasi anggaran: Rp 472 miliar
4. Kali Blencong
- rencana penyelesaian: 2023-2024
- estimasi anggaran: Rp 71 miliar
Total: Rp 1,385 triliun
Secara keseluruhan, total tanggul laut raksasa (giant sea wall) yang dibangun sepanjang 37,356 km. Sejauh ini, total tanggul yang sudah terbangun sepanjang 17,093 km.
Sedangkan yang belum terbangun sepanjang 20,263 km dengan rincian 9,151 km menjadi tugas Kementerian PUPR dan 11,112 km tugas Pemprov DKI.
Data itu juga menjabarkan kebutuhan relokasi untuk NCICD. Rinciannya adalah untuk area pemukiman warga bantaran Kali Adem dan Pantai Muara Angke sebesar 4,4 hektare.
Sedangkan untuk area parkir kapal nelayan sebesar 8,7 hektare terdiri dari Kali Adem 2,6 hektare, Pantai Utara 2,2 hektare, dan Pantai Timur 3,9 hektare.
Terpisah, Kasi Perencanaan Bidang Rob dan Pesisir Pantai Dinas SDA DKI Jakarta Riska Komala menjelaskan NCICD merupakan proyek jangka panjang, di mana saat ini proyek itu baru memasuki fase A yang berlokasi di pesisir pantai.
"Proyek itu namanya NCICD, itu ada fasenya A, fase B, fase C, dan fase D. Kita masih di NCICD fase A. Jadi masih di pesisir," kata Riska saat dikonfirmasi, Jumat (23/12/2022).
"Yang dimaksud Pak Jokowi giant sea wall adalah NCICD fase B. Fase B masih dalam perencanaan di Bappenas dan Kementerian PUPR. Masih dalam perencanaan," tambah dia.
Jokowi Soroti NCICD
Diberitakan sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta proyek tanggul laut raksasa (giant sea wall) segera dimulai. Jokowi mengatakan tanggul laut raksasa ini merupakan proyek untuk mencegah banjir rob.
"Kemudian urusan air laut yang masuk ke darat untuk sementara saya kira tanggul laut sudah dikerjakan, tetapi dalam jangka panjang memang giant sea wall itu harus juga segera dikalkulasi dan segera dimulai. Saya kira urusan banjir di Jakarta itu yang ingin saya sampaikan," kata Jokowi di Bogor, Jumat (23/12).
Pernyataan itu disampaikan Jokowi setelah meresmikan Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi di Bogor, Jawa Barat (Jabar). Jokowi mengatakan dua bendungan itu akan mengurangi banjir di Jakarta sekitar 30 persen.
"Dua bendungan ini adalah bendungan kering Ciawi dan Sukamahi. Kita harapkan bisa mengurangi banjir yang ada di Jakarta kurang lebih 30,6 persen," kata Jokowi.
Jokowi juga sudah menitipkan pesan ke Pj Gubernur DKI Heru Budi Hartono untuk menyelesaikan sodetan Ciliwung. Dia mengatakan sodetan Ciliwung mempunyai efek besar terhadap penanganan banjir Jakarta.[zbr]