WahanaNews.co | PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) melalui gagasan Employee Volunteering Initiation Program, menanam 500 bibit pohon sekaligus pembukaan kebun buah di atas lahan seluas 1,5 Hektare (Ha) di area BTN Pupuk Kaltim.
Kegiatan bertajuk Investing in Farming and Forest for Climate Action (InFormAction) ini, dihadiri jajaran Direksi dan Dewan Komisaris Pupuk Kaltim, serta Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Wamendes PDTT) Budi Arie Setiadi, yang sekaligus melakukan penanaman perdana bibit bersama ratusan karyawan Pupuk Kaltim, Selasa (27/12).
Baca Juga:
PLN Indonesia Power Dukung Target NDC Lewat Perdagangan Karbon
Direktur Utama Pupuk Kaltim Rahmad Pribadi, mengungkapkan InFormAction merupakan wadah bagi karyawan dan keluarga untuk turut berkontribusi dalam mendukung pelestarian lingkungan, utamanya program Community Forest yang digagas Pupuk Kaltim dalam mendorong dekarbonisasi, guna mencapai target Net Zero Emission pada 2060 melalui Nationally Determined Contribution (NDC).
"Melalui InFormAction, seluruh karyawan didorong berperan aktif dalam mendukung perluasan community forest yang digiatkan perusahaan, dengan turun langsung dalam upaya pelestarian lingkungan melalui penanaman hingga kesinambungan perawatan pertumbuhan berbagai jenis bibit yang ditanam," ujar Rahmad.
Community forest merupakan wujud implementasi prinsip Environment, Social and Governance (ESG) yang diusung Pupuk Kaltim dalam meningkatkan kinerja keberlanjutan, dengan target penanaman 10 juta pohon pada 2030.
Baca Juga:
Pemkab Fakfak dan Pupuk Kaltim Lakukan Ratas bersama Menteri Investasi, Pabrik Pupuk Fakfak Segera Dibangun
Di mana 6 juta di antaranya difokuskan kepada tanaman mangrove untuk merehabilitasi kawasan pesisir, serta 4 juta lainnya melalui penanaman bibit pohon berbagai jenis buah-buahan.
Khusus untuk kawasan sekitar perusahaan, community forest yang diimplementasikan melalui InFormAction selama 2023 ditarget menanam 12.000 pohon yang terdiri dari berbagai jenis buah-buahan hingga tanaman langka kehutanan untuk meningkatkan upaya pelestarian keanekaragam hayati.
"Program ini menjadi salah satu komitmen Pupuk Kaltim dalam mendukung program pemerintah untuk penurunan emisi karbon dan menjaga keberlanjutan lingkungan melalui pendekatan integratif, sekaligus upaya menekan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sebesar 26 persen," tambah Rahmad.
Sejauh ini Community Forest sudah dilaksanakan Pupuk Kaltim di berbagai daerah di Indonesia, dengan menggandeng sejumlah mitra strategis seperti TNI hingga Pemerintah Daerah.
Program ini juga mengajak peran serta masyarakat untuk turut mendapatkan manfaat, baik dari sisi produktivitas lahan maupun kesejahteraan.
"Dari program ini Pupuk Kaltim tidak hanya membantu pemerintah untuk menekan emisi karbon dan mengembalikan produktivitas lahan kritis, tapi juga memberikan dampak langsung terhadap kesejahteraan karena hasil komoditas yang ditanam bisa dimanfaatkan oleh masyarakat," terang Rahmad.
Dirinya menegaskan Pupuk Kaltim akan terus memperluas community forest di berbagai daerah di Indonesia, agar lahan tidur maupun kritis yang ada bisa dioptimalkan kembali melalui penanaman berbagai jenis pohon dan komoditas, untuk pencapaian target NDC guna mendorong dekarbonisasi serta pelestarian lingkungan hidup.
"Dari seluruh upaya yang dilakukan, Pupuk Kaltim tidak hanya meneguhkan posisi sebagai produsen petrokimia terbesar di Asia Tenggara, tapi juga pionir transformasi hijau industri petrokimia di Indonesia," tambah Rahmad.
Budi Arie Setiadi, mengapresiasi gagasan community forest yang dikembangkan Pupuk Kaltim, sebagai perwujudan prinsip ESG yang diusung perusahaan dalam mendorong keberlanjutan.
"Dari program ini, potensi pertanian Indonesia juga dapat dikembangkan dengan mengoptimalkan lahan kritis maupun lahan tidur yang ada untuk kembali produktif. Sebab pertanian merupakan salah satu sektor andalan yang harus kita tingkatkan dalam mendorong pembangunan secara berkelanjutan," tutur Budi.
Dirinya berharap community forest dapat diadopsi dan diikuti oleh perusahaan lain di Indonesia, dimana prinsip ESG yang diimplementasikan Pupuk Kaltim dalam aktivitas bisnis merupakan wujud keberlanjutan yang menjadi keharusan untuk terus dikedepankan, sebagai tolok ukur kontribusi dunia industri terhadap lingkungan dan sosial.
"Sebab pembangunan berkelanjutan harus menyertakan aspek lingkungan dan sosial. Hal ini dilihat dari dampak dan manfaat yang tidak hanya dirasakan bagi generasi saat ini, tapi juga yang akan datang," seru Budi Arie Setiadi. [ast]