WahanaNews.co | Sidang isbat penentuan 1 Ramadhan
1442 akan digelar Kementerian Agama, Senin (12/4/2021) sore.
Diberitakan
sebelumnya, dalam pelaksanaan sidang isbat penentuan 1 Ramadhan 1442 H ada tiga
tahapan:
Baca Juga:
Putusan Sidang Isbat: Idul Adha 1445 Hijriah Jatuh pada 17 Juni
- Pertama, pada pukul 16.45 WIB, akan dimulai dengan pemaparan
posisi hilal awal Ramadhan 1442 H oleh anggota Tim Unifikasi Kalender Hijriah
Kemenag. Sesi ini akan disiarkan langsung melalui tayangan televisi.
- Kedua, setelah shalat maghrib, akan digelar sidang isbat awal
Ramadhan. Tahap ini digelar secara tertutup.
- Ketiga, akan digelar konferensi pers penyampaian hasil sidang
isbat oleh Menteri Agama. Penyampaian keputusan akan akan disiarkan TVRI dan
media sosial Kemenag.
Baca Juga:
Tunggu Sidang Isbat Besok, Lebaran NU-Muhammadiyah Diprediksi Bersamaan
Lantas,
bagaimana para ilmuwan melihat posisi hilal?
Cara Melihat Hilal
Hilal
adalah bulan sabit tertipis yang berkedudukan rendah di atas cakrawala langit
barat, dan sudah diamati tepat selepas terbenamnya Matahari.
Astronom
amatir, Marufin Sudibyo, mengatakan kepada wartawan, 22 April 2020, terbenamnya
matahari adalah patokan dalam menentukan hilal.
"Hilal
menjadi penentu bagi awal bulan kalender Hijriyyah karena sifatnya. Bilamana
pada senja hari hilal terlihat, maka di senja hari sebelumnya hilal tidak akan
ada di atas cakrawala langit Barat karena Bulan memang tidak ada di sana,"
jelas Marufin.
Untuk
melihat hilal, ada tiga metode yang bisa dilakukan:
- Mata telanjang
- Alat bantu optik tapi tetap mengandalkan mata
- Alat bantu optik dengan sensor atau kamera
Berikut
penjelasannya:
1. Metode Mata Telanjang
Metode
petama adalah dengan mata telanjang. "Metode pertama adalah menggunakan mata telanjang, tanpa
alat bantu optik sama sekali. Sehingga menghasilkan fenomena
kasatmata-telanjang," tutur Marufin.
2. Alat Bantu Optik Tapi Mengandalkan Mata
Metode
kedua dilakukan dengan menggunakan alat bantu optik terutama teleskop, namun
tetap mengandalkan penglihatan mata. "Ini menghasilkan fenomena kasatmata-teleskop," tambahnya.
3. Alat Optik yang Terangkai Sensor atau Kamera
Metode
terakhir adalah dengan menggunakan alat optik terutama teleskop yang terangkai
dengan sensor atau kamera. "Sensor/ kamera ini memproduksi denyut elektronik yang bisa
diolah sebagai citra atau gambar. Ini menghasilkan fenomena kasat-kamera,"
tambah Marufin.
Dari
ketiga metode tersebut, yang paling populer adalah penggunaan metode mata
telanjang dan mata yang dibantu oleh alat optik, khususnya teleskop.
Metode Hisab dan Protokol Rukyatul Hilal
Selain
rukyatul hilal, ada pula metode hisab yang dilakukan dalam penetapan awal
Ramadhan dan Hari Raya.
Namun, dari
segi popularitas, kata Marufin, survei keberagaman Muslim Indonesia tahun 2016
menunjukkan, 64 persen umat Islam di Indonesia lebih memilih berpedoman
pada rukyatul hilal untuk menentukan hari-hari besar agama.
"Survei
serupa di tahun 2018 yang ditujukan untuk kalangan milenial Muslim menunjukkan
proporsi lebih besar. Sebanyak 76 persen milenial Muslim Indonesia lebih
memilih berpedoman pada rukyatul hilal," paparnya.
Protokol
merukyat hilal diawali dengan memilih lokasi dan melaksanakan perhitungan
terkait posisi Bulan di lokasi tersebut pada tanggal 29 Sya'ban (untuk
penentuan awal Ramadhan) atau 29 Ramadhan (untuk penentuan Idul Fitri).
Perhitungan
ini bisa dilakukan secara manual, bisa juga secara otomatis menggunakan
perangkat tertentu.
"Jika
digelar dengan menggunakan teleskop, pada saat ini telah ada sistem teleskop
semi-otomatik yang didalamnya juga mengandung perangkat kecil untuk komputasi
seperti itu. Sehingga petugas tinggal menerima hasil dan mengkalibrasi
teleskopnya sesuai prosedur," papar Marufin.
Dalam
hal fenomena kasatmata-teleskop, petugas tinggal menempelkan mata ke lensa
okuler (eyepiece telescope) sementara
teleskop bekerja semi-otomatik menjejak posisi Bulan di langit dengan
memperhitungkan posisi lokasi (diketahui dg GPS) dan waktu.
Dalam
hal fenomena kasat-citra, petugas tinggal mengamati layar komputer dan mencitra
atau merekam panorama untuk rentang waktu tertentu. [qnt]