WahanaNews.co | Pemerintah tengah mengoptimalkan lifting migas di tahun 2022. Untuk merealisasikan hal itu, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengejar target lifting dan 700 sumur dapat dibor pada tahun 2022.
Untuk memastikan lifting tersebut, SKK Migas melakukan kunjungan kerja dan pengawasan di 16 titik seluruh Indonesia, salah satunya di Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Saka Indonesia Pangkah Ltd, yang berlokasi di Gresik pada 31 Desember.
Baca Juga:
Pertamina Patra Niaga Siap Layani Energi Mitra Global
"Perhitungan produksi dan lifting pada awal 2022 menjadi penting bagi SKK Migas dan KKKS untuk mendapatkan acuan awal performance produksi dan melakukan berbagai upaya untuk mencapai target produksi migas di tahun 2022," tutur Sekretaris SKK Migas, Taslim Yunus usai kick off program pengeboran tahun 2022 di Gresik, Jumat (31/12/2021) malam.
SKK Migas mencatat, per tanggal 29 Desember 2021 lifting minyak berada di angka 648 ribu BOPD (barel minyak per hari) dan gas sebesar 5.500 MMSCFD (standar kaki kubik per hari) dengan status stock lifting 4,02 juta barel.
"Dengan adanya optimalisasi akhir tahun serta pengurasan stock maka prognosa lifting pada akhir tahun 2021 menjadi 660 ribu BOPD untuk minyak dan 5.505 MMSCFD untuk gas," katanya.
Baca Juga:
SKK Migas Kalsul dan KKKS Kunjungi Kemenhub RI Pastikan Kelancaran Hulu Migas
Taslim menyampaikan, mengingat pada tahun 2022 banyak aktivitas hulu migas akan dilaksanakan oleh Pertamina, pihaknya meminta agar Pertamina secara grup dapat lebih meningkatkan kinerjanya.
"Saat ini Pertamina mengelola 70% dari seluruh Wilayah Kerja (WK) di Indonesia sehingga kinerja dari Pertamina akan memberikan dampak besar terhadap produksi dan lifting migas nasional," ucapnya.
Taslim berharap di tahun 2022, SKK Migas bersama Pertamina sebagai perusahaan hulu migas kebanggaan negeri ini dapat memberikan kinerja yang lebih baik dalam pengelolaan WK dan pencarian cadangan migas.
"Kami tetap optimis target produksi 1 juta BOPD dan 12 BSCFD (miliar standar kaki kubik per hari) gas pada 2030 akan tercapai karena masih banyak WK di Indonesia yang memiliki potensi cekungan migas yang signifikan dan akan menjadi penopang produksi migas nasional dalam waktu yang panjang," ujarnya.
General Manager Saka Indonesia Pangkah Limited selaku operator migas di wilayah kerja Pangkah, Andika Khoestarosa Jaya menambahkan, ada tiga produksi yang dikelolah oleh PGN SAKA yaitu crude oil, gas dan LPG yang disalurkan sesuai ketentuan.
Crude oil ke Pertamina, LPG ke Patra Niaga, dan LPG ke PLN. Sedangkan untuk volume yang dilifting lebih besar dari produksi.
"Tahun 2021 produksi oil kami mencapai 1.808, 184 BOPD (barel minyak per hari). Sementara untuk liftingnya 823,921,0 BPOD. Gas 10.343 MMSFCD (standar kaki kubik per hari). Sedangkan sales-nya 7.507 MMSCFD. LPG produksinya 25.213 metrik ton per day. Liftingnya 24.613 metrik ton per day," katanya.
Andhika menegaskan, tahun 2021 produksi Saka Energi Indonesia meningkat tajam dan tahun 2022 tetap fokus ke wilayah kerja (WK) yang saat ini masih melakukan seismik pencarian sumur lagi.
"Dua sumur di WK kami masih mendominasi. Keduanya yakni Sumur Sidayu memberi kontribusi 35 persen, sementara West Pangkah 65 persen untuk produksinya," ujarnya.
Diketahui, terdapat 16 titik pengawasan lifting yang dikunjungi manajemen beserta pejabat SKK Migas di penghujung tahun 2021.
Khusus titik lifting yang dikunjungi manajemen SKK Migas adalah Terminal Senipah KKKS (Kontraktor Kontrak Kerja Sama) Pertamina Hulu Mahakam, Banyu Urip KKKS ExxonMobil Cepu Ltd, Tuban KKKS Pertamina EP, Prabumulih, KKKS Pertamina EP, Siam Maspion KKKS Saka Indonesia Pangkah Ltd, dan Balongan KKKS Pertamina EP. [rin]