WahanaNews.co | Mendekati Pilpres, muncul pertanyaan mengenai kelanjutan proyek Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur yang diusulkan oleh Presiden Joko Widodo. Bakal Calon Presiden Anies Baswedan memberikan pandangannya terhadap hal tersebut.
Anies tidak memberikan jawaban yang tegas apakah ia akan meneruskan proyek IKN atau tidak. Namun, menurut mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut, perlu dilakukan pembahasan mendalam terkait hal ini.
Baca Juga:
Destinasi Hits Terbaru Indonesia, 5.000 Wisatawan Serbu IKN Setiap Hari
Dia menekankan bahwa keputusan untuk melanjutkan atau tidaknya proyek IKN tidak boleh ditentukan berdasarkan selera pribadi dari pemangku kebijakan.
"Jadi ini bukan tentang selera saya untuk melanjutkan atau tidak, sebaliknya harus melibatkan semua pihak," ungkap Anies dalam dialog pada IDE Conference 2023 di Hotel Kempinski, Jakarta Pusat, Kamis (20/7/2023).
Menurut Anies, masalah kelanjutan proyek IKN harus diuji secara matang, termasuk mempertimbangkan proyek tersebut dengan menggunakan ilmu pengetahuan, data, dan fakta yang ada di lapangan.
Baca Juga:
Prabowo Lantik Basuki Hadimuljono sebagai Kepala OIKN
Apabila hasil evaluasi menunjukkan bahwa proyek tersebut memberikan manfaat yang baik, maka proyek tersebut bisa dipertimbangkan untuk dilanjutkan. Namun, jika hasil evaluasi menunjukkan hal sebaliknya, maka tidak perlu melanjutkan proyek tersebut.
"Unsur ilmu pengetahuan, data, dan fakta akan menjadi penentu dalam pengambilan keputusan. Jika itu dianggap sebagai sesuatu yang objektif dan evaluasinya baik, maka mari kita lanjutkan. Tetapi jika tidak, maka tidak perlu dilanjutkan," jelas Anies.
Anies menegaskan bahwa ke depan, jika terpilih menjadi presiden, ia akan memberikan prioritas pada pertimbangan teknokratis daripada pertimbangan politis.
"Ke depan, kita harus memberikan prioritas pada pertimbangan teknokratis di atas pertimbangan politik. Biarkan teknokrasi menjadi dominan. Jika proyek tersebut dinilai baik secara evaluasi, maka mari kita lanjutkan. Tetapi jika perlu diperbaiki, maka tunjukkan letak perbaikannya," ungkap Anies.
Mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut kembali menegaskan bahwa sebagai pengambil keputusan, tidak boleh menggunakan hanya selera dan aspirasi pribadi sebagai pertimbangannya. Keputusan harus didasarkan pada evaluasi dan data yang obyektif.
"Jangan sampai pengambil keputusan sekedar menetapkan apa yang jadi aspirasi dirinya tanpa ada data dan pandangan para expert," pungkasnya. [eta]