WahanaNews.co | Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati, melantik empat pejabat di lingkungan Kementerian Keuangan.
Kepada mereka, Sri Mulyani berpesan bahwa pejabat di lingkungan kementerian tidak bisa bekerja biasa-biasa saja.
Baca Juga:
Bea Cukai Tindak 31.275 Perdagangan Ilegal di 2024, Menkeu: Potensi Kerugian Negara Rp3,9 Triliun
Bendahara negara ini mengungkapkan, tugas dan amanah masih sangat banyak dan berat, terutama ketika pandemi Covid-19 menyebar di Tanah Air.
"Saya harap semua jajaran Kemenkeu baik yang hadir secara fisik menyadari bahwa tugas kita masih sangat banyak dan berat. Tidak ada rasa terlalu nyaman di dalam setiap posisi dan jabatan Anda karena tugas berat masih kita hadapi dan tangani," kata Sri Mulyani, ketika melantik pejabat di Kemenkeu, Selasa (28/9/2021).
Wanita yang akrab disapa Ani ini menuturkan, tugas semakin berat karena tahun 2022 adalah tahun terakhir Indonesia harus mengembalikan defisit fiskal sebesar 3 persen.
Baca Juga:
Wamenkeu Suahasil: Sektor Keuangan Jadi Game Changer Pembangunan Indonesia
Sebelumnya, sejak tahun 2020, pemerintah diizinkan menaikkan defisit fiskal di atas 3 persen, karena situasi luar biasa akibat pandemi.
Pengurangan defisit dilakukan secara bertahap dengan besaran defisit tahun 2022 mencapai 4,85 persen.
"Ini adalah tahun terakhir dari 3 tahun periode yang ada di UU 2 tahun 2020 mengenai situasi luar biasa akibat pandemi. Instrumen keuangan negara harus sesuai dengan aturan UU kembali menuju kepada defisit di bawah 3 persen pada tahun 2023," beber dia.
Sri Mulyani mengungkap, tugas pejabat Kemenkeu masih akan sangat diwarnai dengan perkembangan Covid-19 yang belum pasti, terutama dalam mengumpulkan penerimaan negara.
Sebagai manusia, kata dia, jajaran di lingkup Kemenkeu harus menyiapkan berbagai kemungkinan, termasuk kemungkinan terburuk selain berharap Covid-19 bisa segera selesai.
"Inilah yang saya harapkan dalam melaksanakan tugas jabatan baru, memiliki optimisme dan harapan positif namun punya kewaspadaan dan kesiapan untuk menyiapkan kemungkinan yang tidak diinginkan terjadi," pungkas dia. [qnt]