Kemudian, lanjutnya, kapal selam buatan Jerman tahun 1978
itu lantas diperbaiki lagi oleh tim dari Korea Selatan.
"Saya menduga pada hasil perbaikan ini ada hal-hal atau
konstruksi yang tidak tepat sehingga KRI Nanggala-402 tenggelam. Ini sangat
disayangkan," kata Hasanuddin.
Baca Juga:
Bangkai KRI Nanggala-402 Mau Diangkat, Banyak Negara Tawarkan Bantuan
Karena itu, Hasanuddin pun meminta agar kapal selam sejenis,
yakni KRI Cakra 401, sebaiknya di-grounded. Sebab, dia enggan ada korban
prajurit lain lagi ke depannya.
"Jangan ada lagi korban prajurit," tegasnya.
Selain itu, Hasanuddin menyoroti jumlah kru KRI Nanggala-402
yang melebihi kapasitas. Menurutnya, jumlah kru maksimal kapal selam itu semestinya
hanya 38 orang.
Baca Juga:
Prabowo Janjikan Ini ke Anak Korban KRI Nanggala-402
"Pada saat hilang kontak KRI Nanggala-402 itu membawa
53 awak, artinya kelebihan beban 15 orang. Ada apa kok dipaksakan? Saya juga
mendapat informasi bahwa saat menyelam KRI Nanggala 402 diduga tak membawa
oxygen gel, tapi tetap diperintah untuk berlayar," ujar Hasanuddin.
KRI Nanggala-402 Siap
Tempur