Mereka adalah Rm. Leonardus Mali Pr, doktor lulusan Universitas Kepausan Urbaniana, Roma, yang sekarang tinggal di Kupang dan Rm Paulus Halek Bere SSCC, lulusan Eksegese Kitab Suci dari Pontifical Biblical Institute (Biblicum), Roma, Rm Paulus Halek sekarang berkarya di Medan.
Pihak lain adalah para relawan PWKI yang dikoordinir oleh pendiri sekaligus penasihat PWKI AM Putut Prabantoro.
Baca Juga:
Kepala Desa Hilang Misterius di Jembatan Lau Luhung Deli Serdang, Tim SAR Sisir Sungai
Dalam perbincangan tersebut, kepada Mgr Budi Kleden, Romo Leo Mali menceritakan gagasan untuk mendirikan "Rumah Pengharapan" berawal dari keberadaan group WhatsApp (WA) Sahabat Misionaris Indonesia.
Group WA ini dibentuk saat Covid melanda dunia dan digunakan sebagai sarana berkomunikasi serta membantu para missionaris yang akan kembali ke Indonesia ataupun kembali ke negara asal misi.
Group Sahabat Misionaris Indonesia itu dibentuk pada 3 Juni 2021.
Baca Juga:
Lemigas Uji Sampel BBM Usai Heboh Dugaan Oplosan, Hasilnya Segera Diumumkan
"Bahwa sejak pengalaman selama Covid-19, kita sudah saling membantu agar para misionaris Indonesia yang pulang ke Indonesia tidak mendapat kesulitan, mendapatkan akses ke Wisma Atlet dengan seluruh pelayanan karantina sesuai prosedur Covid-19. Dan kebersamaan melalui WA itu tetap kami lanjutkan hingga sekarang untuk saling menguatkan," beber Romo yang kini mengajar di Universitas Katolik Widya Mandira Kupang.
Sebagai kelanjutan dari kerjasama itu, lanjut Romo Leo Mali kepada Mgr Budi Kleden, kawan-kawan relawan dari PWKI di Jakarta yang diorganisir Putut Prabantoro telah mengambill inisiatif untuk menjemput para misionaris Indonesia yang kembali dari luar negeri.
Mgr Budi Kleden, masih menurut Rm Leo Mali, mengapresiasi inisiatif ini dan mengikuti informasi mengenai inisiatif ini saat masih di Roma.