WahanaNews.co | Terjadinya turbulensi pada pesawat yang terbang dari Makassar ke Palu pada tanggal 29 Mei 2022 sekitar pukul 14.00 WITA viral di media sosial.
Pada video terlihat pesawat berguncang sehingga membuat penumpang menjerit.
Baca Juga:
Aksi Arogansi di SCBD: Polda Metro Jaya Minta Maaf ke Lachlan Gibson, Siap Evaluasi Total
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pusat Meteorologi Penerbangan memberikan data cuaca mengenai kejadian tersebut.
Pada tanggal 29 Mei 2022, pesawat GA 608 dari Makassar, Sulawesi Selatan, melakukan penerbangan ke Palu, Sulawesi Tengah, pukul 14.45 WITA. Pesawat akan melakukan pendaratan di Bandara Mutiara Sis Aljufri, Palu.
Namun, sesaat sebelum mendarat, pilot memutuskan untuk batal mendarat atau go around. Pesawat naik kembali dan berbelok ke kanan. Selain itu pesawat juga mengalami turbulensi yang membuat penumpang mengalami trauma psikologis. Beruntung, pesawat berhasil mendarat dengan selamat meski tertunda 20 menit kemudian, yakni sekitar pukul 15.10 WITA.
Baca Juga:
Lengkap Penderitaan ! Jalan Rusak Sampah Menumpuk Tepat dibelakang Telkom Kota Perdagangan
Berdasarkan analisis citra radar dan satelit cuaca pada tanggal 29 Mei 2022 14.30-15.00 WITA, terpantau adanya pertumbuhan awan konvektif intens di wilayah Teluk Palu.
Awan Cumulonimbus ini berpotensi menghasilkan perbedaan arah dan kecepatan angin pada jalur pendaratan. Teridentifikasi windshear di final RWY 15 dengan nilai sekitar 20 knot (40 km/jam).
"Kondisi ini kemungkinan yang menyebabkan pilot memutuskan untuk go around. Sedangkan fenomena turbulensi adalah kemungkinan akibat pesawat memasuki awan Cb di Teluk Palu," ujar Kepala Pusat Meteorologi Penerbangan Edison Kurniawan, Kamis, 2 Juni 2022.
BMKG memperlihatkan data pengamatan di Bandara Palu, 29 Mei 2022 pukul 14.00 - 15.00 WITA. "Arah angin permukaan di landas pacu dari barat hingga utara dengan kecepatan angin bervariasi antara 10 knot (20 km/jam) hingga 18 knot (36 km/jam) dengan kecepatan maksimum terjadi pada jam 14.00 WITA," ujar Edison.
Pada saat itu, arah angin pada lapisan 400 m (1200 kaki) dari barat daya dengan kecepatan angin sekitar 10 knot (20 km/jam). Selain itu, terjadi hujan ringan pada jam 14.30 hingga 15.30 WITA sehingga jarak pandang sejauh 5.000 hingga lebih dari 10.000 meter. Keadaan awan saat itu berawan sebagian dengan tinggi dasar awan 1.700 kaki (sekitar 520 meter).
BMKG memberi penjelasan kejadian curah hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang sangat mempengaruhi operasi penerbangan di bandara dikarenakan terdapat potensi wind shear di area operasi take off dan landing.
Edison memberi rekomendasi kepada masyarakat pengguna transportasi udara untuk memperhatikan arahan kru pesawat seperti mengencangkan ikat pinggang dan prosedur keselamatan lainnya. [qnt]