WahanaNews.co | Ketahanan nasional masyarakat Indonesia, hingga detik ini, belum sepenuhnya terbebas dari ancaman.
Ancaman tersebut muncul antara lain lewat provokasi sekelompok masyarakat yang meletakkan simbol suku kedaerahan, keagamaan, atau golongan (SARA) secara berlebihan, yang sangat berpotensi mengoyak kemajemukan.
Baca Juga:
Mata Pelajaran AI dan Aoding, Disebut Mendikdasmen Bakal Diajarkan Mulai Kelas 4 SD
Hal itu disampaikan Wakil Presiden (Wapres), KH Ma’ruf Amin, di Jakarta, Selasa (7/6/2022).
Maka, ia pun menginginkan salah satu program pendidikan politik masyarakat diarahkan untuk mempererat persatuan dan kesatuan demi menjaga keutuhan NKRI.
"Persatuan dalam kebhinekaan adalah aset terbesar bangsa dalam mewujudkan cita-cita," kata Ma'ruf.
Baca Juga:
Kawal Makan Bergizi Gratis, Gibran Titip Kepada Kepala Dinas Pendidikan Seluruh Indonesia
Menurut Ma'ruf, akibat kurang memadainya pendidikan politik masyarakat, Indonesia pada masa lalu memiliki pengalaman yang menyebabkan ketidakstabilan yang melemahkan semangat kebangsaan, persatuan, dan kesatuan.
Dia menilai, dibutuhkan pendidikan politik sebagai proses pembelajaran dan pemahaman tentang hak, kewajiban, dan tanggung jawab setiap warga negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Pada kesempatan itu, Ma'ruf mengungkapkan keberadaan Indonesia di dunia internasional sudah diakui dunia melalui presidensi G20.
"Hal tersebut tidak mungkin tercapai tanpa adanya pembenahan urusan dalam negeri, seperti perbaikan ekosistem politik, ekonomi, dan sosial budaya," kata dia.
Ma'ruf mengatakan, saat ini dibutuhkan para pemimpin yang memiliki sikap kolaboratif dan adaptif untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
Seorang pemimpin diharapkan dapat mewujudkan kesejahteraan masyarakat melalui kerja sama yang saling menguntungkan, sehingga dapat tercapai tujuan bersama.
"Pemimpin harus mampu membangun kolaborasi dengan berbagai pihak untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat yang merata dan berkeadilan," ucapnya.
Ma'ruf menuturkan pentingnya pengembangan ilmu pengetahuan dan inovasi sebagai upaya menghadapi tantangan teknologi yang bergerak secara dinamis melalui penguatan kemitraan dan kolaborasi dengan berbagai pihak.
"Perkuat kemitraan dan kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan," kata dia.
Terakhir, Ma'ruf memberikan pesan agar para pemimpin dapat terus meningkatkan kemampuan dalam bidang komunikasi, analisis, serta dalam bidang keorganisasian agar dapat dilandasi cara berpikir kritis, integral, dan holistik.
"Tingkatkan kemampuan dalam mengomunikasikan gagasan secara efektif, menganalisis secara sistematis, serta mengorganisasikan dan menggunakan jaringan untuk menyelesaikan tugas seorang pemimpin," tegas dia. [gun]