Menjadi kewajiban bangsa Indonesia, menurut Ma'ruf, adalah menjaga bangsa agar tetap utuh.
"Jangan sampai kemudian Allah mencabut menghilangkan cahaya-Nya dan meninggalkan kita dalam kegelapan karena kita saling berselisih, saling membenci dan bermusuhan. Kalau hal itu terjadi, cahaya terang yang kita dapatkan berupa kemerdekaan ini tentu akan kembali gelap," kata Ma'ruf.
Baca Juga:
Wapres Minta Baznas Perbanyak Beasiswa Khusus Guru, Tingkatkan Mutu Pendidikan di Papua
Ma'ruf juga mengajak agar bangsa Indonesia bersyukur kepada Allah SWT karena telah memberikan banyak sumber daya alam.
"Imam Attobari mengatakan 'Allah menjadikan di suatu negeri yang tidak diberikan ke negeri yang lain untuk memberikan penghidupan sebagian manusia melalui perdagangan dari negeri yang satu ke negeri lain'. Saya bilang tafsir ini, 'Indonesia banget' karena memang Indonesia diberi Allah banyak yang tidak dimiliki oleh negara lain, seperti produk pertanian, perkebunan, kelautan, tambang," kata Ma'ruf.
Namun, Ma'ruf menegaskan memang butuh usaha untuk mengolahnya.
Baca Juga:
Dari Wamena, KH Ma’ruf Amin Lanjutkan Kunker di Sorong
"Karena itu yang kita butuhkan adalah 'hamzah wassal', apa itu? 'Hamzah wassal' adalah yang menghubungkan antara satu kalimat dengan kalimat lain sehingga menjadi untaian kata yang indah," tutur Ma'ruf.
Atas tausiyah Ma'ruf tersebut, Presiden Jokowi pun menyampaikan rasa terima kasih.
"Tadi saya rasa sudah banyak disampaikan oleh pak wapres mengenai nikmatnya kemerdekaan. Ini enaknya kalau wakil presidennya itu kak kiai. Makasih Pak kiai, tausiyahnya jelas, jadi saya tidak usah mengulang lagi," ucap Presiden Jokowi.