WAHANANEWS.CO, Jakarta - Ketika mimpi 300 juta rakyat Indonesia runtuh di satu malam, ekspresi para pemain Timnas menjadi cermin luka kolektif bangsa, dan di tengah keheningan itulah Kevin Diks akhirnya bersuara.
Langkah Timnas Indonesia resmi terhenti di babak keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia setelah kalah 0-1 dari Irak pada laga kedua Grup B yang berlangsung di Stadion King Abdullah Sports City, Jeddah, Arab Saudi, Minggu (12/10/2025) dini hari WIB.
Baca Juga:
Misi Sulit Timnas Indonesia: Taklukkan Irak dan Jaga Asa Lolos ke Piala Dunia
Pertandingan tersebut berjalan keras dan penuh tensi sejak menit awal karena skuad Garuda datang dengan motivasi tinggi usai kekalahan tipis dari Arab Saudi pada laga sebelumnya.
Meski tampil agresif dan solid, serangan demi serangan Timnas Indonesia gagal membuahkan gol dan justru Irak yang berhasil mencuri kemenangan lewat gol tunggal Zidane Iqbal pada menit ke-76 yang membuat stadion seketika senyap di kubu Garuda.
Hasil ini memupuskan harapan Indonesia untuk kembali mencetak sejarah tampil di Piala Dunia setelah terakhir kali berpartisipasi pada edisi 1938 saat masih bernama Hindia Belanda yang menjadi catatan sejarah panjang sepak bola nasional.
Baca Juga:
Kalah 2-3 dari Arab Saudi, Indonesia Harus Menang Lawan Irak Demi Tiket Play-off
Sejumlah pemain telah menyuarakan kesedihan mereka, namun Kevin Diks sempat memilih untuk diam sebelum akhirnya menuliskan pesan haru lewat akun X pribadinya @kevindiks2 yang langsung menggetarkan hati publik.
“Sulit untuk menjelaskan betapa sakitnya ini, kami memimpikan sesuatu yang besar dan telah memberikan segalanya untuk mencapainya,” tulis Kevin Diks di Instagram dengan kalimat yang mencerminkan kekecewaan mendalam.
“Setiap latihan, setiap pertandingan, kami jalani demi bangsa ini dan semua yang percaya pada kami,” lanjutnya penuh emosi yang menandakan beratnya beban yang dipikul para pemain.
Pemain berusia 28 tahun itu mengakui bahwa kegagalan ini sangat sulit diterima, namun ia menegaskan bahwa seluruh tim akan menjadikan pengalaman ini sebagai titik balik kebangkitan Timnas Indonesia di masa mendatang.
Dalam unggahannya, Kevin menuliskan bahwa rasa perih yang dirasakan saat ini suatu hari nanti akan berubah menjadi kekuatan untuk bangkit dan melangkah lebih jauh demi kehormatan sepak bola Indonesia.
“Saat ini semuanya terasa kosong, tetapi saya yakin suatu hari rasa sakit ini akan berubah menjadi kekuatan, terima kasih Indonesia karena telah berdiri bersama kami,” tulis Kevin dengan keteguhan hati.
“Kami tidak akan menyerah, kami akan terus berjuang demi mimpi ini, selamanya,” tambahnya seolah menyampaikan janji kepada seluruh rakyat Indonesia yang telah memberikan doa dan dukungan.
Sementara itu, Justin Hubner juga ikut memberikan pandangan jujurnya tentang perjalanan panjang Timnas Indonesia di babak kualifikasi yang menurutnya merupakan proses luar biasa penuh peluh dan pengorbanan.
“Saya sangat bangga dengan tim atas kerja keras yang telah kami tunjukkan selama beberapa tahun terakhir hingga bisa mencapai tahap ini,” kata Hubner melalui akun Instagram pribadinya yang langsung disambut dukungan netizen.
“Kami hampir berhasil lolos ke Piala Dunia, tetapi sayangnya usaha itu belum cukup, dukungan yang kami terima di Indonesia dari hampir 300 juta orang sungguh luar biasa,” lanjutnya yang menunjukkan rasa bangga sekaligus terima kasih.
Justin juga menegaskan bahwa membela Timnas Indonesia adalah kehormatan besar baginya karena ia selalu bermain dengan sepenuh hati bahkan ketika kondisi fisiknya tidak sepenuhnya fit.
“Saya selalu memberikan segalanya di setiap latihan dan setiap pertandingan bahkan ketika saya sedang cedera, itulah seberapa besar arti bermain untuk negara ini bagi saya,” ujarnya menegaskan loyalitasnya kepada Merah Putih.
Menurut Justin, Indonesia memiliki mimpi besar yang layak untuk diperjuangkan karena munculnya banyak talenta muda yang siap membawa sepak bola nasional ke level lebih tinggi.
“Negara kita bisa bermimpi besar karena ada begitu banyak potensi dan talenta di Indonesia,” tutupnya memberikan harapan baru untuk masa depan Garuda.
[Redaktur: Rinrin Khaltarina]