WAHANANEWS.CO, Jakarta - Jesita Putri Miantoro, salah satu pebulutangkis putri andalan Indonesia, resmi mengundurkan diri dari pelatnas PBSI pada Senin (1/9/2025).
Keputusan besar ini diambil setelah ia menyelesaikan proses pemulihan dari cedera Anterior Cruciate Ligament (ACL) yang berulang dan telah mengganggu performanya sejak awal tahun.
Baca Juga:
Kemenpora Kucurkan Anggaran Jumbo untuk Olahraga, Ini Daftar Penerima Terbesar
Cedera tersebut pertama kali dialami Jesita pada Januari 2025 dan menjadi titik balik dalam perjalanan kariernya di dunia bulutangkis.
Setelah melakukan berbagai upaya pemulihan dan mempertimbangkan kondisi fisik serta masa depannya secara menyeluruh, Jesita akhirnya memutuskan untuk pamit dari arena kompetitif.
"Keputusan ini saya ambil setelah pertimbangan yang sangat panjang dan matang. Cedera ACL yang terus berulang membuat saya merasa sudah saatnya berhenti," ungkap Jesita dalam keterangan tertulisnya.
Baca Juga:
BAC 2025: 15 Wakil Indonesia Siap Berlaga di Babak 32 Besar Hari Kedua
PBSI selaku induk organisasi bulutangkis di Indonesia menghormati keputusan Jesita dan memberikan apresiasi atas segala kontribusi yang telah ia berikan selama ini.
Melalui pernyataan resmi, PBSI menyampaikan rasa terima kasihnya atas dedikasi dan semangat juang Jesita selama memperkuat tim nasional.
"Kami mengucapkan terima kasih atas dedikasi dan kerja keras Jesita selama menjadi bagian dari pelatnas. Selamat menempuh perjalanan baru," demikian pernyataan dari PBSI.
Sebelum mengakhiri kariernya, Jesita pernah membentuk pasangan ganda putri yang cukup solid bersama Febi Setianingrum.
Duet ini bahkan berhasil mengukir prestasi di level internasional.
Pada tahun 2024, mereka keluar sebagai juara di dua turnamen bergengsi, yakni Kaohsiung Masters dan Indonesia Masters Super.
Tak hanya itu, kolaborasi Jesita dan Febi juga membawa mereka ke babak final Taipei Open 2024, meskipun harus mengakui keunggulan pasangan sesama Indonesia, Febriana Dwipuji Kusuma dan Amallia Cahaya Pratiwi.
Mundurnya Jesita tentu meninggalkan kesan mendalam di dunia bulutangkis nasional.
Namun, keputusan ini menjadi langkah terbaik bagi sang atlet untuk fokus pada pemulihan jangka panjang serta membuka lembaran baru dalam kehidupannya di luar dunia olahraga profesional.
[Redaktur: Ajat Sudrajat]