WahanaNews.co | Jaksa Argentina menyelidiki kematian Diego
Maradona pada Jumat (27/11/2020) waktu setempat.
Penyelidikan dilakukan
guna mengetahui kemungkinan kematian Maradona pada Rabu (25/11/2020) disebabkan kelalaian medis atau tidak.
Baca Juga:
Indonesia Siap Kerja Sama dengan Argentina di Bidang Olahraga
"Sudah
ada kejanggalan," kata seorang anggota keluarga dekat, seperti dilansirAFP.
Pengacara
Maradona, Matias Morla, sebelumnya telah meminta penyelidikan atas klaim bahwa
ambulans membutuhkan waktu lebih dari setengah jam untuk sampai di rumah
bintang sepakbola itu.
Sebuah
laporan otopsi awal menetapkan bahwa Maradona meninggal dalam tidurnya pada
Rabu (25/11/2020)
siang karena edema paru akut dan gagal jantung kronis.
Baca Juga:
Sambut Hari Bhayangkara ke-78, Wakapolres dan Tokoh Pemuda Jakbar Buka Pertandingan Eksebisi
Sementara
itu, kantor kejaksaan di Buenos Aires telah membuka file berjudul
"Maradona, Diego. Penentuan penyebab kematian."
"Kasus
ini dimulai karena dia adalah orang yang meninggal di rumah dan tidak ada yang
menandatangani akta kematiannya. Itu tidak berarti ada kecurigaan atau
penyimpangan," kata sumber pengadilan.
Legenda
sepakbola Argentina berusia 60 tahun itu menerima perawatan medis sepanjang di
Tigre, utara Buenos Aires, tempatnya memulihkan diri dari operasi untuk
menghilangkan gumpalan di otaknya pada awal November.
Dokter
neurologis yang menangani operasi Maradona, Dr Leopoldo Luque, menyatakan, Maradona mengalami perkembangan yang baik setelah
operasi yang berlangsung Selasa (3/11/2020).
"Anda
harus melihat,
apakah mereka melakukan yang seharusnya dilakukan atau apakah mereka
santai," kata anggota keluarga itu kepada AFP.
"Perawat
membuat pernyataan ketika jaksa muncul pada hari kematian Diego, kemudian
memperluas pernyataannya dan akhirnya pergi ke televisi untuk mengatakan bahwa
apa yang dia katakan dipaksakan padanya, jadi ada beberapa kontradiksi dalam
pernyataannya," kata kerabat
dekat itu.
Kantor
kejaksaan sedang menunggu hasil uji toksikologi terhadap tubuh Maradona.
Tiga
jaksa yang menangani kasus ini telah meminta catatan medis sang bintang, serta
rekaman dari kamera keamanan setempat.
Mereka
juga menyoroti satu perawat yang kemungkinan menjadi orang terakhir melihat
Maradona hidup di sana.
"Dari
kata-katanya, dapat dipastikan bahwa dia adalah orang terakhir yang melihat
(Maradona) hidup sekitar pukul 6:30 pagi, saat shift malam di rumah sang bintang berakhir," katanya.
Perawat
tersebut telah diwawancarai jaksa pada Kamis (26/11/2020). Dalam keterangannya, ia memastikan Maradona kala
itu sedang beristirahat di tempat tidurnya dan bernapas dengan normal.
Sebelumnya,
orang terakhir yang diyakini melihat Maradona hidup adalah keponakan Maradona,
Johnny Herrera,
pada Selasa pukul 11:30 malam.
Jaksa
penuntut mengatakan,
perawat sempat mendengar Maradona bergerak-gerak di dalam ruangan pada pukul 07:30 pagi.
Mereka
mengatakan,
pada pukul 12.17, Sekretaris pribadi Maradona meminta bantuan medis.
Berdasarkan
rekaman video, ambulans dari perusahaan +VIDA
hadir pada pukul 12.28.
Beberapa
ambulans dari penyedia layanan medis lain tiba kemudian. Tim penyelidikan juga telah memastikan bahwa dokter
pribadi Maradona, Leopoldo Luque, telah menelepon 911 pada pukul 12:16, meminta
ambulans. [dhn]