Cabor angkat besi
menjadi yang paling berisiko dihapus dari Olimpiade Paris 2024 menyusul kasus
doping berkepanjangan dan masalah internal federasi, termasuk korupsi.
Sebelumnya, Federasi Angkat Besi
Internasional (IWF) dipimpin oleh mantan anggota IOC, Tamas Ajan.
Baca Juga:
Leani Ratri Oktila Terima Bonus Paralimpik Rp 13,5 Miliar dari Pemerintah
Ia memimpin selama dua dekade lebih
hingga tahun lalu, sebelum terseret kasus korupsi.
Jika benar angkat besi dihapuskan,
maka tentu saja ini kabar buruk bagi Indonesia.
Pasalnya, kontingen "Merah Putih" mendapatkan tiga medali dari angkat
besi di Olimpiade Tokyo 2020, yaitu
satu perak dan dua perunggu.
Baca Juga:
Paralimpiade 2020: Hary/Leani Raih Emas Kedua RI
Sementara, kuasa yang dimiliki
Asosiasi Tinju Internasional (AIBA) juga ditarik pada dua tahun lalu setelah
muncul keraguan tentang integritas pertarungan di Olimpiade Rio de Janeiro 2016 dan kekhawatiran IOC tentang pemilihan presidennya.
Kini, IOC akan melihat kinerja tinju
di Olimpiade 2020 dan reformasi AIBA yang tengah berlangsung di bawah
kepemimpinan Umar Kremlev sebelum memutuskan untuk mengembalikan pengakuan
resminya.
Tinju dan angkat besi masuk ke dalam
28 cabor inti yang telah ditetapkan untuk Olimpiade.