WahanaNews.co | Mantan bek Arsenal, Oleg Luzhny, menyatakan siap tumpah darah demi membela negaranya, Ukraina, di tengah konflik dengan Rusia yang berkecamuk.
Luzhny didatangkan Arsenal dari Dynamo Kyiv pada 1999 silam dan menghabiskan karier di klub London selama empat tahun, memenangkan titel Liga Primer Inggris dan Piala FA dalam lebih dari 100 penampilan.
Baca Juga:
Bom Truk Koyak Jembatan Krimea, Tiga Orang Tewas
Mantan bek kanan itu juga berhasil mengangkat trofi juara untuk Dynamo delapan kali dan memenangkan 52 caps bagi Ukraina.
Kini, dia menyuarakan dukungan penuhnya pada negaranya dan siap berdiri membela tanah kelahirannya di tengah perang mematikan dengan Rusia.
Baca Juga:
Soal Dialog Damai, Zelensky Minta Rusia Ganti Presiden Dulu
Apa yang Disampaikan Luzhnyi?
Luzhny, yang sekarang bekerja sebagai pelatih dan pernah berperan sebagai interim dan asisten manajer bagi Dynamo, saat ini tinggal di ibu kota Ukraina dan menyerukan agar invasi Rusia ke negaranya dihentikan mengingat jumlah korban jiwa terus bertambah.
"Situasinya sangat mengerikan," tutur pria 53 tahun itu kepada Sky Sports.
"Saya ingin datang untuk melatih di Inggris, tapi sebelumnya saya ingin berdiri tegak dan berjuang untuk warga saya, untuk negara saya dan untuk demokrasi," tegasnya.
"Kami semua berharap ini segera berakhir karena nyawa yang tak berdosa telah terenggut dan kelurga tercabik-cabik. Untuk apa sebuah negara diserang dan dihancurkan? Kami perlu berdiri bersama sebagai satu kesatuan dan mengakhiri perang kriminal ini," serunya.
Suara Pesepakbola Lainnya
Luzhny berada di antara deretan legenda dan para pemain asal Ukraina yang menyuarakan penentangan mereka terhadap perang yang terjadi dalam beberapa hari terakhir ini.
Bintang Atalanta, Ruslan Malinovskyi, menampilkan pesan perdamaian di jersey dia setelah mencetak gol saat memenangkan laga kontra Olympiacos di Liga Europa.
Sementara, legenda Chelsea, Andriy Shevchenko, menulis di media sosial: "Kami hanya ingin perdamaian. Perang bukanlah jawaban."
Oleksandr Zinchenko sampai-sampai menangis ketika kedua suporter di laga Everton versus Manchester City membentangkan spanduk anti-perang sebelum kick-off kedua laga.
Pemandangan serupa juga terlihat di laga Manchester United kontra Crystal Palace. [gun]