Kemudian, lifter Eko Yuli Irawan dari Jatim membuat catatan baru di PON.
Ia tiga kali berturut-turut meraih medali emas, yakni di PON XVIII Riau, PON XIX Jabar, dan terakhir di PON XX Papua.
Baca Juga:
PLN Siapkan Skema Berlapis untuk Listrik Tanpa Padam di MotoGP Mandalika
Ia juga memecahkan dua rekor nasional di kelas 62 kilogram.
Di PON XIX/2016 Jabar ia diganjar bonus Rp 250 juta oleh Pemprov Jatim, beberapa bulan sebelumnya, ia juga diganjar Rp 2 miliar oleh negara dan Rp 500 juta dari Pemprov Jatim berkat medali perak Olimpiade di cabang angkat besi.
Hadiah ratusan juta rupiah yang didapat atlet berprestasi memang membantu mereka saat tak lagi pada masa keemasannya.
Baca Juga:
Tim Medis PON XX Papua Belum Terima Honor, DPR Papua Minta Audit
Namun, yang paling penting, pencapaian di PON itu bisa menjadi awal dari perjalanan panjang ke puncak yang lebih tinggi lagi yakni di tingkat Asia maupun di tingkat dunia.
Pada level itulah yang seharusnya kerja seorang atlet bukan hanya sebatas bonus dan sentimen kedaerahan.
Tak hanya mengharumkan nama daerahnya tapi juga mengharumkan nama bangsa. [qnt]