WahanaNews.co | Piala Dunia 2022 Qatar disebut sebagai salah satu perhelatan yang diiringi dengan sejumlah isu politik mulai dari pelanggaran HAM, Diskriminasi, hingga LGBTQ+.
Dari sejumlah isu tersebut, LGBTQ+ menjadi yang paling disorot. Mengingat, Qatar memiliki aturan negara yang konservatif sehingga memiliki aturan yang sangat keras dan mengikat terhadap wanita dan komunitas LGBTQ+.
Baca Juga:
Neymar Perpanjang Kontrak di Santos hingga 2025, Siap Bangkit Demi Piala Dunia
Persoalan ini sampai membuat FIFA menetapkan larangan kepada seluruh tim, terutama dari Eropa, menggunakan ban kapten (armband) One Love selama perhelatan Piala Dunia 2022 di Qatar. Pasalnya, gerakan tersebut identik dengan dukungan terhadap gerakan LGBTQ+.
Induk federasi sepakbola dunia itu bahkan menyatakan bakal memberi kartu kuning bagi tim yang melanggar aturan tersebut. Bahkan, sebelum pertandingan dimulai.
Tapi, tetap saja ada yang membandel dengan tetap menggunakan armband One Love tersebut. Pasalnya, hanya tim yang terikat dengan aturan FIFA, sementara tidak untuk para tamu kehormatan seperti dikutip Marca.
Baca Juga:
Demi Mimpi Indonesia Tembus Piala Dunia, Landzaat Tolak Pulang ke Ajax
Hal itulah yang dimanfaatkan oleh Jerman dan Belgia. Mereka tetap mengenakan armband tersebut tapi diwakili oleh para menteri negara yang datang ke stadion.
Seperti Menteri Luar Negeri Belgia, Hadja Lahbib. Dia bahkan dengan santai duduk di samping Presiden FIFA Gianni Infantino sembari memasang armband tersebut di lengan kirinya.
Infantino pun tak terlihat melakukan pelarangan dan terkesan biasa saja melihat hal tersebut.