WahanaNews.co | Pengamat sepakbola Inggris, Gary Neville, meminta Frenkie de Jong menuntut Barcelona melalui jalur hukum.
Ini merupakan buntut dari tunggakan gaji akibat pandemi Covid-19.
Baca Juga:
Alperklinas Indonesia Jadi Pembicara pada Forum Kelistrikan FISUEL Internasional di Barcelona
Nama de Jong belakangan terus jadi bahan pemberitaan.
Sebab, gelandang Timnas Belanda itu dikaitkan dengan Manchester United.
MU sangat ingin mendapatkan de Jong.
Baca Juga:
Robert De Zerbi Digadang-gadang jadi Pelatih Barcelona Gantikan Xavi Hernandez
Dengan kedatangannya, kerja sama dengan Erik ten Hag, pelatihnya ketika masih di Ajax Amsterdam, akan berlanjut.
Namun belakangan de Jong memilih untuk bertahan di Barcelona.
Padahal, petinggi MU sudah ada yang datang dan berbicara dengan manajemen klub asal Catalan.
Dikabarkan kedua belah pihak telah sepakat untuk melakukan jual beli.
Namun, dari sisi pemain, keinginannya malah tetap bertahan.
Lalu muncul kabar jika sikap de Jong itu muncul karena Barcelona masih menunggak gajinya.
Ini adalah imbas dari penangguhan pembayaran akibat pandemi Covid-19.
Hak de Jong yang masih ditahan manajemen Barcelona tidak sedikit.
Menurut Sport, totalnya mencapai 17 juta euro atau setara dengan Rp 260 miliar.
Neville menganggap sikap Barcelona ini tidak masuk akal.
Mengingat beberapa waktu belakangan mereka aktif mendatangkan banyak pemain.
Seharusnya mereka lebih memprioritaskan membayar sisa gaji de Jong, karena itu tertera di kontrak.
Jangan malah melakukan pembelian pemain baru.
"De Jong harus mempertimbangkan tindakan hukum melawan Barcelona," tulis Neville di Twitter pribadinya.
"Dan semua pemain harus berada di belakangnya."
"Sebuah klub menghabiskan banyak yang untuk pemain baru, sementara tidak membayar yang mereka miliki di bawah kontrak. Mereka tidak bermoral dan pelanggaran," imbuhnya.
Menurut Neville, situasi ini tidaklah bagus dalam sepakbola.
Dia mengajak semua pemain, termasuk FIFPro untuk bertindak dan mengakhirinya. [gun]