"Meneruskan nilai-nilai saya, membantu mereka ketika mereka jatuh, mendengarkan mereka ketika mereka membutuhkan saya, tidak harus mengucapkan selamat tinggal dan, yang paling penting, bisa belajar dari mereka dan membiarkan mereka menginspirasi saya," kata dia.
"Saya merasa kami menjalani masa-masa yang menentukan dan bagaimana kami semua membentuk ini pada tahun-tahun berikutnya akan menentukan kehidupan kami."
Baca Juga:
Bupati Toba Hadiri Sosialisasi Event F1 Power Boat
Vettel, yang ikut memunguti sampah setelah balapan dan kampanye untuk isu lingkungan, pada Mei mengatakan bahwa perubahan iklim membuatnya mempertanyakan profesinya sebagai pebalap.
Ketika ditanya apakah sikapnya terhadap lingkungan dan pemanasan global membuatnya seorang munafik, mengingat ia keliling dunia dengan pesawat terbang dan tampil untuk tim yang disponsori raksasa minyak Arab Saudi Aramco, dia mengakuinya.
"Ada pertanyaan-pertanyaan yang saya tanyakan kepada diri saya sendiri setiap hari dan saya bukanlah orang suci," kata dia dikutip Reuters.
Baca Juga:
Kapolres Simalungun Tinjau Langsung Kesiapan Fasilitas RSUD Bintang Lima Parapat Untuk Mendukung even Internasional F1H2O
Vettel menempati peringkat tiga pebalap dengan jumlah kemenangan terbanyak sepanjang masa, di belakang juara dunia tujuh kali Lewis Hamilton (103) dan Michael Schumacher (91), dengan 53 kemenangan. Kesuksesan terakhirnya ia raih bersama Ferrari di Monza pada 2019.
Ia tetap memegang status juara dunia termuda di F1, merebut titel pertamanya pada usia 23 tahun, tapi kehilangan rekor sebagai pebalap termuda pemenang balapan setelah Max Verstappen melakukannya pada usia 18 tahun pada 2016.
Vettel menjalani debutnya di Grand Prix Amerika Serikat pada 2007 sebagai pengganti Robert Kubica di tim BMW-Sauber.