WahanaNews.co | Komite Olimpiade Indonesia atau NOC Indonesia meminta Lembaga Anti-Doping Indonesia (LADI) bergerak dan menyelesaikan tanggung jawabnya kepada Badan Anti-Doping Dunia (WADA).
Kejadian saat pasukan Garuda tak bisa mengibarkan bendera Merah Putih di final Piala Thomas, menurut KOI, sudah merugikan Indonesia.
Baca Juga:
Indonesia Tumbang 0-3, India Juara Piala Thomas 2022
Ketua KOI, Raja Sapta Oktohari, menyayangkan bendera Merah Putih tak bisa berkibar saat Tim Thomas Indonesia menjadi juara usai menang agregat 3-0 atas China di Denmark, Minggu (17/10/2021) malam.
"Saya sebagai Ketua Komite Olimpiade Indonesia bangga dengan penampilan Tim Thomas kita, tetapi juga sekaligus sangat kecewa dan sedih karena seremoni medali dengan bendera PBSI," katanya, Minggu (17/10/2021) malam.
Pria yang karib disapa Okto itu meminta masyarakat untuk membayangkan setelah 19 tahun Indonesia mendambakan Piala Thomas dibawa kembali ke Indonesia.
Baca Juga:
Kalahkan Indonesia 3-0, India Juara Piala Thomas 2022
"Tetapi saat juara, bendera Merah Putih tidak bisa ditampilkan. Saya bersyukur Indonesia Raya masih dapat berkumandang," tuturnya.
LADI sebelumnya diberikan sanksi karena gagal menerapkan Kode Anti-Doping WADA 2021.
Akibat ulah LADI, akhirnya kontingen olahraga Indonesia yang dirugikan.
Bukan itu saja, Indonesia juga terancam tak bisa menjadi tuan rumah cabang olahraga apa pun karena ulah LADI yang tak bertanggung jawab.
Hak Indonesia di olahraga internasional yang harus harus ditangguhkan akibat ulah LADI ini di antaranya ialah tidak diperbolehkannya bendera negara berkibar di single event dan multievent internasional.
Kemudian, tidak diizinkan terpilih menjadi tuan rumah olahraga kelas regional, kontinental hingga dunia selama satu tahun sejak diberlakukannya hukuman.
"Sanksi yang diberlakukan untuk Indonesia memang di luar ranah kerja NOC Indonesia. Untuk itu, Saya meminta LADI agar segera dapat memenuhi tanggung jawabnya yang mungkin masih tertunda kepada WADA sembari melakukan pendekatan agar Indonesia bisa segera terbebas dari sanksi," tegas Okto.
Pria yang juga seorang pengusaha itu menambahkan bahwa sanksi dari LADI ini membuktikan bahwa berkompetisi di kancah internasional tidak bisa sembarangan karena ada aturan yang harus dipenuhi.
Oleh karena itu, KOI selalu berkampanye dan berjuang untuk menempatkan tokoh olahraga Indonesia di federasi internasional.
Bukan sekadar untuk tahu aturan terbaru, tetapi juga menunjukkan positioning Indonesia di kancah dunia sehingga tidak hanya jago kandang.
"Kami berharap LADI bisa menyelesaikan masalah ini secepatnya sehingga dapat segera terbebas dari sanksi doping yang merugikan Indonesia di ajang Internasional," tegas Okto. [qnt]