WahanaNews.co | Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) mengungkapkan, telah menerima surat rekomendasi naturalisasi tiga atlet sepak bola dari Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).
Mereka adalah Sandy Henny Walsh, Jordi Amat Maas, dan Shayne Elian Jay Pattynama.
Baca Juga:
Ultimatum Keras Setelah Kekalahan Telak Timnas dari Jepang, Erick Thohir Ancam Mundur dari PSSI
"Kemenkum HAM akan melakukan pemeriksaan dan penelitian terhadap permohonan pewarganegaraan ketiga pemain itu. Indonesia memiliki aturan khusus yaitu Undang-Undang (UU) Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia," kata Direktur Tata Negara Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum (Ditjen AHU) Kemenkum HAM Baroto dalam keterangan tertulis yang diterima Minggu (20/3/2022).
Bahkan, kata dia, Kemenkum HAM tidak sembarangan melakukan naturalisasi.
"Perlu ada pertanggungjawaban kepada masyarakat. Kita mem-filter, screening, bahwa mereka memang layak diberi status WNI,” kata Baroto.
Baca Juga:
Erick Thohir Inginkan Timnas Indonesia Raih Poin Melawan Jepang dan Arab Saudi
Kemenkum HAM, lanjut dua, dalam hal ini Ditjen AHU, bakal melakukan verifikasi secara mendalam terhadap dokumen persyaratan pemohon.
"Sekaligus penguatan sinergi antar instansi pemerintah dalam melakukan pelayanan pewarganegaraan. Dalam hal ini adalah Kemenpora dan Pesatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI)," kata dia.
Dia menjelaskan, proses (pewarganegaraan) tidak hanya dilihat dari aspek legal formal.
"Tetapi juga lainnya. Dalam naturalisasi tiga pesepakbola tersebut, kami akan berkoordinasi dengan PSSI dan Kemenpora untuk memastikan apakah mereka layak untuk dinaturalisasi atau tidak,” kata Baroto.
Sebab, menurut dia, verifikasi dilakukan karena tidak sembarang orang dinaturalisasi.
Harus ada jasa atau pertimbangan kepentingan nasional lainnya yang dapat dijadikan alasan agar orang tersebut bisa dinaturalisasi. Hal ini diatur dalam Pasal 20 UU Nomor 12 Tahun 2006.
Namun, itu tidak mengakibatkan yang bersangkutan menjadi berkewarganegaraan ganda.
“Proses pewarganegaraan bukanlah suatu hal yang mudah. Kita harus membuktikan bahwa proses yang kita lakukan ini adalah orang yang memang kredibel dan bisa memberikan prestasi bagi olahraga dalam negeri,” kata Baroto. [qnt]