Itu bisa terjadi sebab ada tujuh cabang olahraga, yang menyumbangkan emas di SEA Games 2019, tidak dipertandingkan lagi di Vietnam. Selain itu, sejumlah disiplin nomor yang meraih emas di Filipina juga tidak kembali dimainkan pada multievent edisi tahun ini.
Cabang olahraga tersebut antara lain traditional boat race, sambo, surfing, skateboarding, water polo, dan waterski.
Baca Juga:
Menpora Dito dan InJourney Bahas Kolaborasi Penyelenggaraan Event Olahraga
Beberapa cabang olahraga seperti pencak silat, boling, judo, menembak, dan wushu juga tidak mempertandingkan lagi nomor-nomor yang meraih emas di SEA Games 2019 lalu.
Target yang dicanangkan Kemenpora pada SEA Games 2022 itu tidak jauh berbeda dengan edisi sebelumnya saat Indonesia finis di posisi keempat dengan perolehan 72 emas, 84 perak, dan 111 perunggu.
Sementara peringkat pertama SEA Games 2019 direbut tuan rumah Filipina (149 emas), diikuti Vietnam (98 emas) di posisi kedua, dan Thailand (92 emas).
Baca Juga:
Mabes Polri Gelar Upacara Sumpah Pemuda, Indeks Pembangunan Pemuda Harus Ditingkatkan
Menpora juga kembali menegaskan bahwa keikutsertaan Indonesia di SEA Games 2022 hanya sebatas bentuk solidaritas terhadap tuan rumah Vietnam dan komunitas olahraga Asia Tenggara lainnya. Oleh karena itu, dia tidak ingin mengirimkan terlalu banyak kontingen menuju ajang tersebut.
Sikap itu ditempuh mengingat SEA Games seharusnya digelar pada 2021, namun diundur ke 2022 akibat lonjakan kasus COVID-19 di Vietnam.
Penundaan tersebut berakibat pada pembatasan anggaran persiapan dan keberangkatan menuju multievent dua tahunan itu. SEA Games, lanjut dia, juga hanya sasaran antara pembinaan prestasi olahraga nasional atau evaluasi menuju Asian Games. [rin]