Selain membantu Brasil menjaga clean sheet, dia berkontribusi membawa negaranya mengalahkan Italia 3-2 melalui adu penalti.
“Adu penalti tidak menarik bagi kami. Hanya ada harapan bahwa semuanya akan berakhir dengan cepat, sehingga Anda akan tahu apakah Anda seorang juara atau tidak," kata Cafu, dilansir FIFA.
Baca Juga:
Aksi Brutal Uruguay di Piala Dunia 2022 Sebabkan 4 Bintangnya Dihukum FIFA
"Dan ada lebih banyak tekanan pada lima orang pertama daripada pada kami yang menonton dari samping," jelasnya.
Bagi Cafu, momen terindahnya di Piala Dunia adalah saat mengangkat trofi Piala Dunia 2002.
Kebetulan, saat itu ia adalah kapten Tim Samba.
Baca Juga:
Kembali Buat Kontroversi, Wasit yang Disemprot Messi Ingin Pensiun
“Ketika wasit meniup peluit akhir, saya sangat gembira. Ada perasaan pencapaian dan mimpi yang menjadi kenyataan. Yang bisa Anda lakukan hanyalah memukul dada dan berkata 'Saya adalah juara dunia!',” jelasnya.
Usai juara, Cafu terus bermain.
Ia bahkan masih menjadi kapten tim di Piala Dunia 2006.