WahanaNews.co | Teamgeist adalah bola khusus ajang Piala Dunia 2006 yang kontroversial lantaran kelembabannya dan sulit untuk ditangkap. Selain itu, bola tersebut juga diduga memiliki keseimbangan yang buruk.
Hal tersebut kerap dikeluhkan oleh para peserta Piala Dunia 2006 yang mengungkapkan bahwa bola tersebut lebih ringan ketimbang bola Piala Dunia sebelumnya dan mudah melengkung di udara.
Baca Juga:
Mabes Polri Ungkap Suap dari Klub Bola Senilai Rp800 Juta untuk Promosi ke Liga 1
Kala gelaran Piala Dunia 2006 lalu, bisa dibilang bahwa Teamgeist merupakan bola paling mutakhir yang diciptakan oleh adidas.
Teamgeist sendiri berasal dari bahasa Jerman yang berarti "semangat tim". Dikutip dari soccerballworld.com, bola ini didesain oleh tim adidas Scott Tomlinson asal Inggris.
Desain Teamgeist ini juga disesuaikan dengan seragam tim tuan rumah dengan warna dasar putih bercorak hitam ditambah sedikit aksen emas di dalamnya.
Baca Juga:
Pengurus Old Crack Madina Dr Sapran Sumbangkan Bola Di Kompetisi Garuda Cup IX
Pada masa itu umumnya bola masih menggunakan 32 panel tradisional yang sulit untuk mencapai konsistensi akurasi.
Namun Teamgeist telah mengembangkan hal baru yakni menggunakan 14 panel yang diklaim dapat menghasilkan bola dengan performa maksimal dan konsisten.
Selain itu pihak produksi juga mengklaim bahwa bola ini akan memiliki seimbang, serta menawarkan akurasi yang tinggi dan dapat mudah diprediksi.
Ditambah dengan pengungkapan bahwa bola ini memiliki teknologi baru yakni hampir kedap air dengan kinerja yang sama seperti bola yang kering.
Hal tersebut disampaikan karena biasanya pada bola yang basah akan membuat air dapat merembes masuk dan membuat berat bola bertambah sehingga sulit dikendalikan.
Sebagai bola Piala Dunia, Teamgeist juga telah berstandar FIFA. dengan ukuran lingkar 69,0 cm, dan berat 441 sampai 444 gram.
Sedangkan untuk standar bola Piala Dunia yang ditetapkan FIFA adalah, ukuran lingkar 68,5 cm - 69,5 cm dengan berat antara 420 hingga 445 gram.
Bola Teamgeist ini juga telah melalui beberapa uji kelayakan untuk memastikan agar bola ini lebih konsisten, dan presisi ketimbang bola lainnya.
Namun pada kenyataannya justru banyak yang mengeluhkan kualitas bola ini. Seperti yang dilansir dari ojnethepitch.org, bahwa penjaga gawang dari Jerman dan Inggris mengeluhkan bola tersebut lebih sulit untuk dihentikan. [rna]