Ultimatum FIFA tersebut terjadi pada 2019. Saat itu seorang suporter bernama Sahar Khodayari membakar diri dan akhirnya meninggal setelah gagal masuk stadion meski menyamar.
Peristiwa ini memaksa FIFA turun tangan. Dalam keputusannya FIFA lantas meminta federasi sepak bola Iran menghentikan aksi diskriminasi terhadap suporter perempuan.
Baca Juga:
Maguire Desak Suporter Jangan Kapok Dukung Timnas Inggris
Peristiwa pada Selasa (29/3) disebut media-media Italia sebagai pengulangan dan pelanggaran.
Karenanya Iran bisa disanksi dan terancam dicoret dari Piala Dunia.
Namun, narasi media-media Italia tersebut terkesan sebagai angan.
Baca Juga:
Italia vs Inggris: Stone Absen, Jalan Maguire Jadi “Starter” Terbuka
Pasalnya kelolosan sebuah tim ke Piala Dunia tak bisa dibatalkan, kecuali dengan dua syarat.
Mengacu Statuta FIFA, dua syarat sebuah tim bisa dieliminasi dari status kelolosan Piala Dunia hanya jika status anggota di FIFA ditangguhkan, kedua dikeluarkan dari FIFA.
Jika menelaah kasus yang terjadi di Iran pada Selasa (29/3) kecil kemungkinan status keanggotaan Iran di FIFA ditangguhkan apalagi dikeluarkan secara sepihak.