WahanaNews.co | Panitia pelaksana tarik tambang dalam kegiatan yang digelar IKA Unhas menyebut insiden tewasnya salah seorang peserta tarik tambang murni kecelakaan dan tidak ada kelalaian dari pihak panitia pelaksana.
Salah satu panitia pelaksana Ika Unhas, Mursalim menjelaskan bahwa insiden itu terjadi saat korban yang bernama Masyita sedang berdiri hingga tertarik tali tambang hingga akhirnya terpental dan terbentur beton pembatas jalan.
Baca Juga:
Berbagai Perlombaan Meriahkan HUT RI Ke-79 di Meranti Makmur
"Jadi dia berdiri saat tali ditarik, terbentur di pembatas jalan tidak ada tali putus, dia terbentur," kata Mursalim kepada awak media saat dimintai keterangan, Minggu (18/12/2022) pagi.
Mursalim mengatakan bahwa korban sendiri merupakan ketua RT 1 RW 7 di Kelurahan Ballaparang, Kecamatan Rappocini, Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel). Mursalim juga menyebut dalam insiden yang menewaskan satu korban dan tiga lainnya luka itu bukan kelalaian pihak panitia.
"Murni kecelakaan tidak ada kelalaian panitia, kita sudah imbau pakai toak (pengeras suara) menyampaikan," ungkapnya.
Baca Juga:
Rayakan HUT Kemerdekaan RI Ke-79, Kemenag Jabar Gelar Berbagai Lomba
Sebelumnya diberitakan, acara akbar yang melibatkan ribuan peserta dari Ikatan Alumni (IKA) Unhas rupanya berujung petaka. Satu peserta tarik tambang dinyatakan meninggal dunia usai kepalanya terbentur ke beton pembatas jalan atau Barier Beton.
Insiden nahas itu terjadi di saat gelaran Tarik Tambang Terpanjang yang digelar IKA Unhas di Jalan Jendral Sudirman, Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), pada Minggu (18/12/2022) pagi tadi.
Dari informasi yang dihimpun acara tarik tambang itu melibatkan 5000 peserta dan panjang tali 1.540 meter. Perserta akan dibagi dua untuk saling bertanding, yakni 2500 vs 2500 orang.
Korban yang dinyatakan meninggal dunia yakni wanita bernama Masyita yang tercatat sebagai warga Jalan Kelapa III, Makassar.
Ia mengalami luka serius dibagian kepalanya hingga bersimbah darah di lokasi. Korban sempat di larikan ke Rumah Sakit (RS), namun saat mendapatkan perawatan medis nyawa Masyita tidak bisa tertolong lagi. [sdy]