WAHANANEWS.CO, Jakarta - Di tengah hiruk-pikuk kompetisi sepak bola nasional, Piala Presiden 2025 hadir dengan konsep pendanaan unik: sepenuhnya ditanggung pihak swasta.
Tak sepeser pun dana berasal dari APBN maupun BUMN. Ini menjadi ajang pertama di mana penyelenggaraan turnamen besar benar-benar mandiri dari sisi finansial.
Baca Juga:
Wamenkeu Suahasil: Pemerintah Fokus Jaga Strategi Jangka Menengah-Panjang Ditengah Ketidakpastian Global
Maruarar Sirait, Ketua Steering Committee Piala Presiden 2025, menegaskan bahwa sejak awal, turnamen ini tidak pernah menggunakan dana negara. Seluruh pembiayaan berasal dari sponsor yang secara resmi menyatakan dukungan.
“Sponsornya sudah ada, minimal lima yang sudah confirm. Total dananya sudah mencapai Rp50 miliar,” ujarnya melalui laman resmi pssi.org, Jumat (13/6/2025).
Bukan hanya untuk operasional, dana tersebut juga dipakai untuk hadiah yang menggiurkan. Juara turnamen berhak atas Rp5,5 miliar naik Rp250 juta dari gelaran sebelumnya.
Baca Juga:
Kasi PMD Longkib, Kawal Administrasi Kampung
Sementara posisi runner-up akan menerima Rp3 miliar. Hadiah juga diberikan bagi posisi ketiga dan keempat, serta penghargaan bagi suporter terbaik.
Kepercayaan sponsor, menurut Maruarar, tak lepas dari sosok-sosok berpengaruh seperti Erick Thohir dan Presiden Prabowo Subianto yang dianggap merepresentasikan era baru sepak bola nasional.
“Ini soal trust. Kita beruntung punya Ketua PSSI yang bisa menarik sponsor tanpa perlu mengandalkan dana negara. Ini bukti olahraga kita bisa berdiri mandiri,” tegasnya.
Turnamen ini pun dinilai strategis sebagai ajang pemanasan klub-klub menjelang Liga 1 musim 2025/2026.
Dengan format seleksi ketat, hanya enam tim yang berpartisipasi termasuk tiga klub nasional papan atas, satu tim All-Star Indonesia, serta dua undangan dari luar negeri: Oxford United (Inggris) dan Port FC (Thailand).
Menariknya, tim asing tersebut juga diperkuat pemain-pemain Indonesia.
Lebih dari sekadar turnamen sepak bola, Piala Presiden 2025 turut mendorong pertumbuhan UMKM lewat sektor makanan, minuman, dan merchandise.
Di sisi lain, Maruarar mengusulkan penggunaan wasit asing sebagai bentuk komitmen terhadap fair play dan penolakan terhadap praktik pengaturan skor.
“Kalau perlu, kita pakai wasit asing yang kredibel. Yang penting tidak ada isu negatif soal pertandingan. Kita ingin reputasi yang bersih,” ujarnya.
Pertandingan akan digelar di stadion-stadion besar seperti Gelora Bung Karno dan Si Jalak Harupat, yang menjadi ruang latihan mental ideal bagi para pemain menghadapi tekanan sesungguhnya.
Piala Presiden 2025 membuktikan satu hal: bahwa profesionalisme dan kepercayaan mampu menggantikan ketergantungan pada anggaran negara dalam membangun sepak bola nasional
[Redaktur: Ajat Sudrajat]