WahanaNews.co | Dunia sepak bola Indonesia heboh diguncang kabar soal terbongkarnya kedok dokter PSS Sleman, Elwizan Aminuddin, yang ternyata merupakan dokter gadungan.
Direktur Utama PT LIB (Liga Indonesia Baru), Akhmad Hadian Lukita, akhirnya turut buka suara terkait adanya dokter palsu alias gadungan dari klub Liga 1, PSS Sleman.
Baca Juga:
Nekat Jadi Dokter Gadungan di PSS Sleman, Elwizan Aminuddin Ternyata Kondektur Bus
Pria yang berprofesi sebagai dokter gadungan di tim PSS Sleman bernama Elwizan Aminuddin.
Dugaan ini pertama kali mencuat karena cuitan dari dokter Muhammad Iqbal Amin melalui akun pribadinya, @iqbalamin89.
Dalam cuitannya ia menjelaskan bahwa korban dokter gadungan itu adalah PSS Sleman karena pria yang bernama Elwizan Aminuddin itu diketahui tak terdaftar dalam konsil kedokteran.
Baca Juga:
Sambut Kompetisi EPA Musim 2023, PSS Sleman Ingin Kehadiran Talenta Muda
Elwizan Aminuddin dikatakan tak terdaftar dalam Konsil Kedokteran Indonesia (KKI), Ikatan Doktor Indonesia (IDI), maupun Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PDDikti).
Namun, Elwizan Aminuddin telah bekerja dengan beberapa klub elite Liga 1 seperti Bali United, Barito Putera, hingga menjabat sebagai dokter timnas Indonesia.
Setelah ramai menjadi perbincangan, Elwizan Aminuddin pun resmi mengundurkan diri dari PSS Sleman.
Pihak manajemen PSS Sleman saat ini tengah menelusuri institusi terkait yang mengeluarkan ijazah, sertifikat kompetensi, Surat Keterangan Registrasi (STR), dan Surat Izin Praktek (SIP) dari Elwizan Aminuddin.
Kejadian ini pun mendapatkan perhatian dari semua pencinta sepak bola Indonesia, khususnya juga untuk PT LIB sebagai operator kompetisi Liga 1.
Wakil Ketua Satgas COVID-19 LIB, dr. Alfan, mengatakan bahwa yang bersangkutan memang tak terdaftar setelah dicek oleh pihak PT LIB.
“Beberapa waktu lalu saya selaku wakil Satgas Prokes Liga menerima laporan informal terkait 'dr.EA' bahwa yg bersangkutan bukan seorang dokter," kata Alfan, Jumat (3/12/2021.
"Lalu kami Satgas Prokes Liga mencoba cek di website KKI Kolegium Kedokteran Indonesia/IDI Online dan ternyata memang tidak terdaftar."
“Lalu kami cek berdasarkan ijazahnya di Kampus Fakultas Kedokteran USK (Universitas Syiah Kuala) Banda Aceh secara informal lewat akademik ternyata juga tidak terdaftar."
"Diperkuat juga dengan cek bersama rekan-rekan dokter alumni FK USK Banda Aceh, ternyata ada kejanggalan pada ijazah 'dr.EA',” imbuhnya.
Setelah itu temuan ini pun langsung dilaporkan ke pihak PSSI untuk segera ditindaklanjuti.
Elwizan sendiri dipastikan sudah tidak lagi menjadi dokter di PSS Sleman.
“Segera kami laporkan ke Komite Medik PSSI, dr. Syarif Alwi dan Kepala Satgas Sujarno serta informal ke PSS Sleman," ucapnya.
"Untuk mendukung kepastian hal tersebut, berita yang kami dapatkan kini PSS Sleman membuat surat resmi ke FK USK (Universitas Syiah Kuala) Banda Aceh meminta konfirmasi keabsahan ijazah 'dr.EA'."
"Tentang keberadaan 'dr.EA' kini pastinya sudah tidak di PSS Sleman. Sebelum merapat ke PSS Sleman 'dr.EA' pernah menjadi dokter tim di sejumlah klub Liga 1 dan dokter pengganti di Timnas Indonesia," sambungnya.
Menanggapi hal ini Direktur Utama PT LIB, Akhmad Hadian Lukita mengatakan bahwa pihaknya memang langsung ikut menelusuri kejadian yang ada.
Bukan hanya itu, akibat insiden ini PT LIB juga akan melakukan verifikasi kepada masing-masing klub.
Baik klub Liga 1 hingga Liga 2 akan dilakukan pemeriksaan secara menyeluruh untuk memastikan bahwa tak ada lagi kejadian seperti ini.
“Lebih tepatnya PT LIB akan berkomunikasi dengan klub-klub agar klub memverifikasi keabsahan ijazah tim medis,” kata Akhmad Hadian.
“Hal ini akan dilakukan masing-masing klub, selanjutnya nanti akan dicek juga oleh tim Satgas COVID-19 PT LIB,” ujarnya. [rin]