WahanaNews.co | Eks manajer Tim Nasional Inggris Sven-Goran Eriksson meninggal dunia pada usia 76 tahun, tujuh bulan setelah didiagnosis kanker stadium akhir.
Pria asal Swedia itu mengumumkan Januari lalu, bahwa ia memiliki “paling baik satu tahun” lagi untuk hidup, setelah didiagnosis mengidap kanker pankreas stadium akhir, sehingga memicu banyak penghormatan dari mantan pemain sepak bola dan koleganya.
Menyusul berita memilukan tentang diagnosisnya, Eriksson memenuhi keinginan seumur hidupnya untuk melatih Liverpool, duduk di kursi panas Anfield untuk pertandingan legenda melawan Ajax pada Maret lalu.
Baca Juga:
Debat soal Palestina Memanas, Menlu Swedia Dihujani Tomat dan Bawang
Kematian Eriksson diumumkan dalam siaran pers oleh mantan agennya Bo Gustavsson, yang mengungkapkan bahwa pelatih asal Swedia itu telah meninggal dunia di rumah bersama keluarganya di sisinya.
"Sven-Goran Eriksson telah meninggal dunia. Setelah lama sakit, SGE meninggal pada pagi hari di rumahnya dikelilingi keluarga," kata Gustavsson dalam pernyataannya.
Seperti dilansir Sports Mole, Eriksson meninggalkan seorang istri (Amana), dua anaknya (Lina dan Johan) serta seorang cucu perempuannya.
“Pihak keluarga meminta penghormatan atas keinginannya untuk berkabung secara pribadi dan tidak dihubungi. Ucapan belasungkawa dan salam dapat ditinggalkan di website www.svengoraneriksson.com.”
Profil Eriksson
Sepanjang kariernya, Eriksson pernah mengelola tidak kurang dari 16 klub negara yang berbeda.
Namun tidak diragukan lagi ia akan dikenang karena masa jabatannya di kursi panas kepelatihan Timnas Inggris dari tahun 2001 hingga 2006.
Mendiang pelatih asal Swedia ini menjadi manajer asing pertama yang memimpin The Three Lions, dan dalam waktu satu tahun setelah mengambil alih kendali ia mendalangi kemenangan menakjubkan Inggris 5-1 atas Jerman di Kualifikasi Euro 2002.
Eriksson memenangkan 39 dari 66 pertandingannya sebagai pelatih Inggris, namun The Three Lions tersingkir di babak perempat final Piala Dunia 2002 dan 2006, serta Euro 2004, kalah adu penalti di dua kompetisi terakhir dari Portugal.
Baca Juga:
Akun Pembakar Al-Quran Salwan Momika Diblokir TikTok
Sebelum bertugas di Inggris, seperti dimuat di medcom, Eriksson melatih di negara asalnya Swedia bersama klub Degerfors dan Goteborg. Eriksson memimpin Goteborg meraih gelar Piala UEFA pada tahun 1982, sebagai bagian dari treble kontinental dan domestik.
Eriksson kemudian menikmati dua masa jabatan sebagai pelatih Benfica dan juga tim Italia bersama Fiorentina dan AS Roma. Ia memenangkan tiga gelar Liga Portugal bersama The Eagles, julukkan Benfica, serta Coppa Italia 1986 saat melatih AS Roma.
Trofi lainnya juga diraih Eriksson saat menukangi Lazio dari tahun 1997 hingga 2000.
Eriksson memimpin Biancocelesti meraih gelar Serie A 1999-00, serta satu Piala Super UEFA, dan dua gelar Coppa Italia, serta sepasang mahkota Supercoppa Italiana.
Setelah meninggalkan Inggris pada akhir Piala Dunia 2006, Eriksson mendapatkan pekerjaan pertamanya di Premier League bersama Manchester City, sebelum menangani Leicester City, Meksiko, Pantai Gading, Guangzhou R&F, Shanghai SIPG, Shenzhen dan Filipina yang menjadi tim terakhir pekerjaannya sebagai pelatih kepala.
Eriksson mengakhiri karir sepak bolanya dalam peran administratif di IF Karlstad, menjabat sebagai penasihat dan kemudian direktur olahraga sebelum mengundurkan diri pada Februari 2023 ketika kesehatannya mulai memburuk.
[Redaktur: Zahara Sitio]