Leani mengalami kecelakaan sepeda motor pada tahun 2011 yang merusak kaki kirinya, menyebabkannya kakinya menjadi 7 cm lebih pendek dari kaki kanannya.
Dia tengah belajar untuk gelar master dalam bahasa Indonesia di Universitas Veteran Bangun Nusantara di Sukoharjo.
Baca Juga:
Gregoria Mariska Persembahkan Medali Pertama Bagi Indonesia di Olimpiade 2024 Paris
Leani mulai bermain bulutangkis pada usia 7 tahun, dan bergabung dengan tim pelatihan bulutangkis nasional paragames pada tahun 2013.
Kantor berita Indonesia, Antara, menuliskan beberapa prestasi yang ditorehkan Leani, di antaranya Kejuaraan Dunia BWF (emas ganda campuran di Korea 2017, emas tunggal putri di Swiss 2019, emas ganda campuran di Swiss 2019).
Lalu Asian Paragames (emas ganda campuran di Incheon 2014, emas ganda putri di Jakarta 2018, emas ganda campuran di Jakarta 2018), kemudian Asean Paragames (emas tunggal putri di Singapura 2015, emas ganda putri di Singapura 2015, emas ganda putri di Kuala Lumpur 2017, emas ganda campuran di Kuala Lumpur 2017).
Baca Juga:
Tragedi di Lapangan: PBSI Singgung Peran Wasit dalam Kematian Zhang Zhi Jie
Gelar lain di turnamen internasional (7 emas dan dua perak di Indonesia Para-Badminton International 2014-2016), 5 emas di Thailand Para-Badminton International 2017-2018, 3 emas dan satu perak di Australia Para-Badminton International 2018, 5 emas dan 3 perak di Dubai Para-Badminton International 2019, 6 emas di Canada Para-Badminton International 2019, dan 2 emas dan 1 perak di Brazil Para-Badminton International 2020).
Sementara Khalimatus Sadiyah adalah atlet kelahiran 17 September 1999.
Dia belajar bulutangkis di kelas lima sekolah dasar.