WahanaNews.co | Pada era sepak bola modern saat ini, bagi seorang pemain sulit untuk menunjukkan loyalitasnya untuk satu klub saja mengingat nilai transfer pemain terus menunjukkan peningkatan yang signifikan.
Namun, dalam sejarahnya, sepak bola selalu menyisakan romantisme antara pemain dan klub. Ada beberapa pemain yang berani menolak tawaran menggiurkan dari klub lain demi menunjukkan kecintaan dan kesetiaannya pada sebauh klub.
Baca Juga:
Indonesia Siap Kerja Sama dengan Argentina di Bidang Olahraga
‘One Man Club,’ begitulah julukannya.
Melansir dari berbagai sumber, berikut sederet nama pemain dunia paling setia dalam sejarah sepak bola:
Francesco Totti (AS Roma)
Dari lima pemain yang sudah disebutkan di atas, sosok Francesco Totti pantas dinobatkan pemain paling setia dalam sejarah sepak bola. Ia adalah simbol dari kesetiaan pemain pada klub.
Totti mendesikasikan seluruh 15 tahun karier profesionalnya untuk klub asal Ibukota Italia tersebut.
Dari tahun 1992 hingga 2017, ia tidak pernah memalingkan hatinya ke klub lain, kendati Roma sejatinya tidak masuk jajaran klub elite dunia.
Yang menjadikan Totti sebagai simbol kesetiaan adalah bagaimana dirinya menolak semua tawaran menggiurkan yang datang kepadanya.
Baca Juga:
Sambut Hari Bhayangkara ke-78, Wakapolres dan Tokoh Pemuda Jakbar Buka Pertandingan Eksebisi
Sebagai salah satu pemain terbaik dalam sejarah sepak bola, Totti bisa saja mengejar karier dengan menerima pinangan klub-klub elite dunia seperti Real Madrid dan Manchester United.
Namun alih-alih mengejar prestasi individu, Totti memilih untuk tetap setia bersama Roma kendati konsekuensinya ia tak pernah mengangkat trofi bergengsi.
Ia tidak pernah mengangkat trofi Liga Champions seperti rekan sejawatnya seperti Paolo Maldini dan Filippo Inzaghi. Ia hanya meraih lima trofi bersama Roma, yakni Serie A (2000/2001) serta masing-masing dua titel Coppa Italia dan Piala Super Italia.
Kendati tidak memiliki legasi yang istimewa secara individu, namun, Totti berhasil membuat namanya selalu abadi buat AS Roma.
Paolo Maldini (AC Milan)
Bagi Paolo Maldini, AC Milan adalah segalanya. Romantismenya dengan klub asal Kota Mode itu merupakan warisan dari sang ayah Cesare Maldini.
Jalinan cinta Maldini bersama Milan dimulai sejak usianya 10 tahun di mana ia menghabiskan enam tahun menimba ilmu di akademi I Rossoneri.
Sejak dipomosikan ke tim utama pada 1984, Maldini tak pernah berpaling ke lain klub dan meraih berbagai aspek yang dibutuhkan untuk menjadikannya seorang legenda sejati bersama Milan.
Maldini menghabiskan seluruh 25 tahun karir sepak bolanya bersama Milan, sebelum pensiun pada 2009 saat usianya menginjak 41 tahun.
Ia memenangkan 26 trofi bersama Milan, di antaranya adalah tujuh titel Serie A dan lima trofi Liga Champions.
Dinasti Maldini berlanjut hingga tiga generasi. Setelah Ayah, dirinya, kini sang putra Daniele Maldini tengah berjuang melanjutkan warisan Maldini di Milan. Sayangnya, dinasti Maldini di Milan terancam terhenti lantaran sang Daniele kini dipinjamkan ke Monza dan berpotensi dipermanenkan klub milik mendiang Silvio Berlusconi yang dulunya pemilik AC Milan.
Ryan Giggs (Manchester United)
Giggs adalah salah satu pemain yang paling terkait dengan Manchester United.
Ia menjadi bagian integral dari tim tersebut dari tahun 1990 hingga 2014. Dia adalah sosok sentral bersama David Beckham serta duo Neville dalam era emas "Class of 92' yang membawa MU merebut treble winners.
Penyihir dari Wales, begitulah fan Manchester United menjuluki pemain dengan 672 caps dan 114 gol untuk klub.
Saking cintanya, Giggs juga rela menjalani peran sebagai pemain-pelatih dan kemudian ditunjuk sebagai pelatih interim menggantikan David Moyes pada 2014.
Carles Puyol (Barcelona)
Carles Puyol adalah legenda bagi Barcelona. Betapa tidak, ia merintis kariernya dari Barcelona C (tim junior) hingga akhirnya dipromosikan ke tim utama Barca pada 1999.
Selama 15 tahun pengabdiannya (1999-2014), Puyol tak pernah melirik klub lain.
Bek dengan karakter rambut gondrongnya itu merasa puas dengan pencapaiannya bersama Barcelona dimana ia mengantar Blaugrana merebut enam titel La Liga dan tiga trofi Liga Champions.
Jamie Carragher (Liverpool)
Carragher adalah bek yang kuat dan juga setia kepada Liverpool. Memulai kariernya dari tim junior pada 1988-1996, Carragher kemudian mengabdikan seluruh karier sepak bolanya di Anfield selama 17 tahun (1996 hingga 2013).
Pria yang saat ini berprofesi sebagai pundit itu mengoleksi 737 laga (4 gol) dan meraih sejumlah trofi bergengsi, salah satu trofi Liga Champions 2004/2005 usai secara dramatis mengalahkan AC Milan di final.
Tony Adams (Arsenal)
Tony Adams adalah bek yang legendaris Inggris yang namanya sangat melekat dengan Arsenal.
Pria yang kini berusia 57 tahun itu memulai karier sepak bolanya bersama Akademi Arsenal pada 1980 (dipromosikan ke tim senior pada 1983) dan tetap setia berkostum Meriam London hingga akhir kariernya pada 2002.
Kesetiaannya bersama Arsenal tidak sia-sia. Bersama klub London Utara itu, Adams berhasil mengoleksi sejumlah trofi juara; di antaranya empat titel Liga Primer Inggis dan tiga titel FA Cup.
Selama 19 tahun kariernya, Tony Adams mencatatkan 672 dan mengoleksi 49 gol.
[Redaktur: Zahara Sitio]