WAHANANEWS.CO, Jakarta - Langkah terakhir Timnas Indonesia di Grup C putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 harus berakhir dengan hasil yang menyakitkan.
Bermain tandang ke kandang Jepang yang dikenal sebagai kekuatan utama Asia, skuad Garuda dipaksa menyerah dengan skor telak 0-6.
Baca Juga:
Bukan Laga Biasa: Indonesia Tantang Jepang yang Terluka, Kluivert Pasang Strategi Kejutan
Menurut laporan laman resmi AFC, gawang Indonesia dibobol enam kali oleh pemain Jepang.
Daichi Kamada menyumbang dua gol pada menit ke-15 dan 45+6.
Takefusa Kubo mencetak gol di menit ke-19. Kemudian Ryoya Morishita (55'), Shuto Machino (58'), dan Mao Hosoya (80') masing-masing menambahkan satu gol.
Baca Juga:
Jelang Laga Kontra Jepang, Presiden Prabowo: Jangan Minder, Kita Bangsa Besar
Tak hanya sekadar kekalahan dengan margin besar, laga yang digelar di Suita City Stadium ini juga memunculkan sejumlah fakta negatif yang patut menjadi perhatian.
Berikut tiga catatan suram yang menyoroti performa buruk Indonesia dalam laga tersebut:
1. Kekalahan Terbesar Sepanjang Kualifikasi
Skor 0-6 yang diterima Timnas Indonesia menjadi kekalahan paling telak yang pernah dicatat dalam sejarah partisipasi Indonesia di ajang kualifikasi Piala Dunia.
Sebelumnya, kekalahan terbesar Garuda tercatat dengan margin empat gol.
Seperti ketika takluk 1-5 dari Irak (16/11/2023) di ronde kedua, dan saat kalah dari Australia serta Jepang di ronde ketiga (masing-masing pada 20/3/2025 dan 15/11/2025).
Namun kekalahan dari Jepang kali ini resmi mencatatkan margin kekalahan terbesar sepanjang keikutsertaan Indonesia di babak kualifikasi.
2. Rasio Kebobolan Emil Audero Meroket
Poin negatif kedua datang dari kiper Emil Audero. Setelah tampil gemilang dengan clean sheet dalam debutnya melawan China, performa Emil justru menurun tajam saat menghadapi Jepang.
Menurut data Transfermarkt, Emil kini sudah tampil dua kali untuk Indonesia.
Namun dengan kebobolan enam gol dalam laga kedua ini, rata-rata kebobolan Emil melonjak jadi tiga gol per laga.
Jika dibandingkan, catatan ini lebih buruk dibanding Nadeo Argawinata (rasio 1,25 gol dari 24 caps), Ernando Ari (1,38 gol dari 13 caps), maupun Maarten Paes (1,75 gol dari 8 caps).
3. Rekor Gol Beruntun Ole Romeny Terputus
Sejak debutnya melawan Australia (20/3/2025), Ole Romeny selalu mencetak gol dalam tiga laga awalnya bersama Indonesia.
Ia berhasil menjebol gawang Australia, Bahrain (25/3/2025), dan China (5/6/2025).
Namun, rekor itu kini berhenti. Dalam laga kontra Jepang, Ole yang dimainkan oleh pelatih Patrick Kluivert gagal mencetak gol.
Ini menjadi laga pertama Ole tanpa sumbangan gol, sekaligus mengakhiri catatan 100 persen produktivitasnya bersama Timnas.
Semoga kekalahan ini bisa menjadi bahan evaluasi dan kebangkitan untuk laga-laga mendatang. Garuda harus bangkit!
[Redaktur: Ajat Sudrajat]