WahanaNews.co | Jika ditanya apa hewan terbesar di lautan, Bisa jadi Anda akan menjawab paus untuk masa sekarang. Tapi, tahukah Anda, ratudan juta tahun lalu hewan raksasa yang mendominasi lautan adalah nenek moyang udang?
Hal ini terbukti dari temuan fosil di Taichoute yang terletak di dekat perbatasan Aljazair dan Maroko. Temuan tersebut mengungkap hal yang menarik, yakni seberapa besar nenek moyang arthropoda dapat tumbuh kala itu.
Baca Juga:
Potensi Pendapatan Negara dari Ekspor Pasir Laut Capai Rp2,5 Triliun: Analisis Awal dan Tantangan Regulasi
Saat ini, arthropoda yang meliputi laba-laba, udang, teritip, dan kaki seribu sebagian besar dikenal karena kelimpahan dan keanekaragamannya yang ekstrem. Di antara berbagai jenis arthropoda tersebut hanya sedikit yang memiliki ukuran sangat besar.
Nenek moyang udang berukuran 2 meter
Namun dalam temuan fosil arthropoda ini, membuktikan bahwa kelompok hewan yang hidup 470 juta tahun lalu itu bisa tumbuh sepanjang 2 meter.
Baca Juga:
Pakar Ungkap Gegera Sampah Plastik Cemari Laut RI, Negara Rugi Rp225 Triliun per Tahun
Situs di Taichoute yang dulunya berada di bawah laut dan sekarang menjadi gurun ini mencatat pula arthropoda berukuran besar itu berenang bebas di lautan.
Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menganalisis fragmen-fragmen tersebut.
Mengutip IFL Science, Sabtu (17/12/2022) tim peneliti internasional menyebut situs Taichoute dan catatan fosilnya sangat berbeda dari situs Fezouata Shale yang telah dipelajari sebelumnya dan berjarak kira-kira 80 km dari Taichoute.
Hal ini membuat situs Taichoute membuka jalan baru untuk penelitian paleontologi dan ekologi.
"Meskipun arthropoda raksasa yang kami temukan belum sepenuhnya teridentifikasi, beberapa mungkin termasuk spesies Biota Fezouata yang telah dijelaskan sebelumnya dan beberapa pasti akan menjadi spesies baru," ungkap Xiaoya Ma, peneliti yang terlibat dalam studi dari University of Exeter dan Yunnan University.
Ada banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk mendeskripsikan spesimen yang ditemukan di Taichoute.
Namun hampir setengah dari spesimen yang ditemukan di Taichoute adalah euarthropoda atau arthropoda sejati dengan tungkai bersendi dan kerangka luar yang keras namun fleksibel.
Selain itu, spesies trilobit yang belum pernah ditemukan di tempat lain di endapan Fezouata telah ditemukan di Taichoute.
Mendominasi lautan
Xiaoya Ma menambahkan dengan ukurannya yang besar dan kemampuan berenang bebasnya menunjukkan bahwa mereka memainkan peran unik dalam ekosistem ini.
Lebih lanjut, fosil-fosil yang ditemukan di Taichoute ini terkubur sedimen beberapa juta tahun lebih muda dari situs yang dieksplorasi sebelumnya dan dalam kondisi yang agak berbeda.
"Sisa-sisa mahluk hidup diangkut ke lingkungan laut yang relatif dalam oleh tanah longsor bawah laut yang kontras dengan penemuan pengawetan fosil sebelumnya di tempat yang lebih dangkal," jelas Romain Vaucher dari University of Lausanne.
Belum diketahui mengapa spesimen yang ditemukan di Taichoute lebih besar daripada di tempat lain karena interval waktu atau karena tinggal di peraian yang lebih dalam.
Situs Taichoute juga mengungkapkan hubungan antara spesimen brakiopoda yang menempel pada fragmen arthropoda. Temuan menunjukkan bahwa ketika raksasa pada zaman itu mati, mereka menjadi sumber makanan bagi penghuni lainnya. [rna]