WahanaNews.co | Dari awal tahun 2022 tercatat 20 gempa bumi mengguncang wilayah Indonesia. Untuk kekuatan gempa paling kuat yakni gempa Banten dengan magnitudo 6,6 yang terjadi pada Jumat (14/1/2022) pukul 16.05 WIB.
Akibatnya, ratusan rumah mengalami kerusakan seperti roboh, retak parah, dan lainnya sesuai kategori kerusakan ringan hingga berat.
Baca Juga:
BMKG Siapkan Antisipasi Gempa M 8,5 saat KTT G20 di Bali
Lalu, seperti apa desain rumah yang mampu bertahan saat gempa?
Melansir situs resmi DPU Kabupaten Kulonprogo (28/10/2021), dijelaskan bahwa salah satu penyebab besarnya kerusakan yang terjadi setelah bencana gempa adalah struktur bangunan yang tidak sesuai dengan standar keamanan gempa bumi.
Tidak hanya menyebabkan kerugian materiil yang besar, kerusakan bangunan juga membuat banyak korban berjatuhan, misalnya tertimpa bahan bangunan.
Baca Juga:
Untuk meminimalkan korban dan kerugian materiil saat terjadinya gempa, salah satu cara yang bisa dilakukan adalah membangun bangunan tahan gempa.
Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan saat membangun bangunan tahan gempa:
Struktur bangunan tahan gempa
Konstruksi bangunan tahan gempa adalah bangunan yang bisa merespons gempa, dengan sikap bertahan dari keruntuhan dan bersifat fleksibel untuk meredam getaran gempa.
Bangunan tahan gempa merupakan bangunan yang dirancang dan diperhitungkan secara analisis, baik kombinasi beban, penggunaan material, dan penempatan massa strukturnya.
Ciri-ciri fisik bangunan tahan gempa adalah memilik struktur sistem penahan gaya dinamik gempa, memiiki sistem penahan gempa, dan konfigurasi strukturnya memenuhi standar anti gempa.
Apabila ingin membangun bangunan tahan gempa, Anda harus berkonsultasi terlebih dahulu dengan perusahaan jasa konstruksi berpengalaman sehingga hasilnya maksimal.
Hal utama yang harus diperhatikan saat membangun bangunan tahan gempa Sebelum membangun rumah/bangunan tahan gempa penting untuk memperhatikan pondasi, beton, dan beton bertulang.
Pondasi Pondasi adalah bagian penting dari struktur sebuah bangunan. Pondasi berada paling bawah dan berfungsi menyalurkan beban ke tanah.
Oleh karena itu, pondasi harus diletakkan ke tanah dengan keras. Kedalaman minimum untuk pembuatan pondasi adalah 60 hingga 80 cm.
Untuk faktor akurasi dari kedalaman ataupun jenis pondasi, dapat ditempuh dengan melakukan uji sondir tanah pada lokasi yang akan dibangun bangunan.
Setelah laporan sondir diterbitkan, dilanjutkan dengan proses perhitungan struktur bangunan oleh ahli sipil/ konstruksi untuk menentukan kedalaman dan komponen tulangan struktur bangunan.
Ada 6 jenis pondasi yang lazim digunakan pada kasus rumah tinggal, antara lain:
1. Pondasi rumah batu kali
Pondasi batu kali merupakan salah satu jenis pondasi yang populer digunakan, proses pembuatan pondasi batu kali juga sangat sederhana.
Anda hanya menumpukkan batu kali di sisi bangunan kemudian menempelkannya menggunakan semen.
Kelebihannya adalah karena prosesnya simpel dan tidak banyak menggunakan bahan material yang rumit, harga pembuatan pondasi batu kali terbilang sangat murah.
Selain itu pondasi jenis ini juga dikenal awet dan tidak mudah rusak terkena banjir atau gempa. Kekurangannya adalah bahan baku batu kali ternyata tidak mudah ditemui terutama di daerah pelosok dataran rendah.
Selain itu jenis pondasi batu kali tidak cocok untuk membangun rumah bertingkat.
2. Pondasi rumah telapak
Pondasi telapak merupakan jenis pondasi telapak atau tapak yang terbuat dari beton bertulang dengan dasarnya berbentuk persegi empat atau persegi panjang. Pondasi ini sangat cocok untuk hunian bertingkat.
Kelebihannya memiliki keunggulan proses pembuatan lebih cepat, hal tersebut dikarenakan proses pembuatan pondasi ini tidak perlu menggali tanah terlalu dalam.
Selain itu bahan baku yang digunakan untuk membangun pondasi ini tidak mahal. Kekurangan pondasi ini adalah tidak semua tukang bangunan memahami proses pembuatan pondasi tapak.
3. Pondasi rumah pelat beton lanjur
Kemudian ada pondasi yang namanya pelat beton lajur. Sifatnya lebih kuat karena semua bagian yang ada memakai beton tulang.
Ukuran lebar pelat lajurnya sekitar 70 hingga 120 sentimeter. Karena ukurannya hampir sama, pondasi ini sering dipakai sebagai pengganti pondasi batu belah jika bahan batu sulit didapat.
Kelebihan yang dimiliki, biayanya lebih murah dan hanya butuh galian yang sedikit sebab hanya dibuat pada titik untuk membuat kolom.
Jika ada bencana gempa atau angin yang keras, pondasi ini lebih kuat menahan guncangan yang muncul.
Sedang kelemahannya, waktu yang dibutuhkan untuk membuatnya lama terutama pada pembuatan cetakan dan bekisting serta pengeringan. Dan yang lebih rumit lagi, kerangka besinya harus dibikin dari permulaan.
4. Pondasi sumuran
Jenis lainnya adalah pondasi sumuran, yaitu pondasi yang pengecorannya dilakukan di tempat secara langsung memakai batu belah dan beton.
Pekerjaannya diawali dengan penggalian tanah yang ukuran diameternya 60 hingga 80 sentimeter dengan kedalaman delapan meter.
Pondasi ini sering digunakan untuk membuat gedung bertingkat yang lokasinya berada di lahan sempit. Kelebihan pondasi ini adalah pembuatannya tidak membutuhkan alat berat sehingga biayanya jadi lebih irit.
Sementara kekurangannya yaitu pertama kualitasnya sulit dikontrol karena letaknya di dalam tanah dan tidak cocok untuk tanah yang berlumpur.
Meski kondisi tanahnya bagus, tapi penggaliannya agak sulit dilakukan.
5. Pondasi bored pile
Bored pile merupakan jenis pondasi yang menggunakan beton bertulang yang dimasukkan ke dalam lubang bor.
Pondasi jenis ini sangat cocok digunakan untuk bangunan bertingkat, karena memiliki kekuatan yang cukup baik.
Kelebihan pondasi bored pile adalah proses pembuatannya yang murah. Hal tersebut disebabkan minimnya penggunaan beton.
Kekurangan pondasi jenis ini adalah banyaknya peralatan yang digunakan seperti harus memiliki mesi pengeboran.
Selain itu proses pembuatan pondasi ini juga harus hati-hati karena jika salah, akan membuat pondasi malah menjadi keropos.
6. Pondasi rumah cakar ayam
Pondasi rumah cakar ayam merupakan salah satu pondasi yang populer digunakan, sesuai namanya pondasi ini memang menyerupai bentuk cakar ayam.
Bentuk tersebut dibuat dari besi beton yang dan ditanam di dalam tanah dengan kuat. Jenis pondasi ini sangat cocok digunakan pada tanah yang lembek, seperti tanah bekas sawah atau rawa.
Kelebihan pondasi jenis ini memiliki keunggulan struktur yang kokoh dan sangat cocok untuk jenis tanah yang lembek dan berair.
Selain itu jenis pondasi ini berisi beton padat yang kuat sehingga tidak ada celah untuk masuknya air.
Sedangkan kekurangan pondasi cekar ayam adalah harga pembuatannya cukup mahal. Hal itu dikarenakan peralatan dan proses pembuatannya cukup rumit.
Beton
Beton merupakan bagian umum yang dipakai untuk bangunan. Beton dibuat dengan mencampur pasir halus, kerikil, dengan air dan semen.
Penggunaan beton pada bangunan sudah umum, tapi dalam bangunan anti gempa beton harus dibuat kokoh dengan standar baku sehingga lebih aman.
Lebih lanjut, materiil ini terdiri dari campuran semen portland atau semen hidrolis lainnya, agregat halus (pasir), agregat kasar (kerikil), dan air, dengan atau tanpa bahan campuran tambahan (admixture) membentuk massa padat.
Beton yang banyak digunakan saat ini adalah beton normal. Beton normal adalah beton yang mempunyai berat isi 2200 – 2500 kg/m3 menggunakan agregat alam yang dipecah (SNI 03-2834- 2002).
Kelebihan utama beton adalah memiliki kuat tekan yang tinggi tetapi kuat tarik yang dimilikinya rendah.
Untuk mengatasi kelemahannya terhadap tarik maka beton dikombinasikan dengan baja tulangan, sehingga menjadi beton bertulang, yang mana baja tulangan berfungsi menyediakan kuat tarik yang tidak dimiliki oleh beton.
Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan yang berhubungan dengan mutu dan keawetan yang tinggi sesuai dengan yang diinginkan dan direncanakan.
Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dan diperhatikan yang dapat mempengaruhi kuat tekan beton adalah:
Faktor air semen,
Umur beton,
Jumlah dan jenis semen,
Sifat agregat, dan Kelecakan (workability).
Metode perencanaan campuran beton ada beberapa macam, antara lain:
Metode DOE (Department of Environment),
SNI 03-2834-2000,
Metode ACI (American Concrete Institue),
Metode British Standard, dan
Metode Dreux.
Beton bertulang Kemudian, beton bertulang merupakan bagian penting dalam membuat rumah tahan gempa.
Dengan menggunakan besi beton dan diseluti oleh beton (pasir halus, kerikil, dengan air dan semen).
Penggunaan alat bantu seperti vibrator atau molen sangat disarankan, untuk menghasilkan beton bertulang kualitas tinggi.
Menurut SNI 03-2847-2002, tulangan yang dapat digunakan pada elemen beton bertulang dibatasi hanya pada baja tulangan dan kawat baja saja.
Baja tulangan dibedakan menjadi dua jenis, yaitu baja tulangan polos (BJTP) dan baja tulangan ulir atau deform (BJTD).
Tulangan polos biasanya digunkan untuk tulangan geser/begel/sengkang dan mempunyai tegangan leleh (fy) minimal sebesar 240 MPa sedangan tulangan ulir atau deform digunakan untuk tulangan longitudinal atau tulangan memanjang, dan mempunyai tegangan leleh (fy) minimal 300 MPa.
Baja tulangan hanya diutamakan untuk menahan beban tarik pada struktur beton bertulang, sedangkan beban tekan yang yang bekerja cukup ditahan oleh betonnya. [bay]