WahanaNews.co | Dinas
Pendidikan (Dindik) Lebak, Provinsi Banten mencatat sebanyak 415 siswa sekolah
pada jenjang SMP putus sekolah karena telah jenuh mengikuti pembelajaran online
atau daring yang diselenggarakan pihak sekolah selama masa Pandemi Covid-19.
Bahkan, Dindik juga mencatat lebih dari 3.869 siswa
sekolah yang kini statusnya tidak jelas gara-gara belajar online ini.
Baca Juga:
Gapoktan di Lebak Banten Siap Sukseskan Program Makan Bergizi Gratis (MBG)
Disdik menyebut ribuan siswa itu tidak pernah
mengikuti pembelajaran daring atau luar jaringan (luring) yang diselenggarakan
oleh pihak sekolah.
"Setelah kami telusuri ke sekolah-sekolah ada
3.869 siswa yang tidak aktif dan kini statusnya tidak jelas, karena selama masa
tahun ajaran 2020/2021 ini mereka tidak aktif mengikuti pembelajaran daring
ataupun luring," kata Kepala Dindik Lebak Wawan Ruswandi, Senin
(07/06/2021).
Wawan mengatakan siswa merasa jenuh mengikuti pembelajaran
melalui daring itu.
Baca Juga:
KPU Lebak Libatkan 100 Orang Lipat Surat Suara Pilkada 2024 Hingga 8 November
"Para siswa banyak yang tidak nyaman dengan
metode pembelajaran daring itu, akhirnya mereka lebih memilih untuk pergi
bekerja, pindah ke pondok pesantren ataupun menikah," kata Wawan.
Selain jenuh, sambung Wawan, keterbatasan sarana
seperti Handphone dan jaringan internet juga telah menjadi salah satu faktor pemicu
mereka jenuh yang berakibat putus sekolah.
"Mereka beralasan tidak punya Hanphone, dan
kouta. Padahal status di Media sosialnya aktif terus," jelas dia.
Dindik Lebak kini tengah mengupayakan agar para siswa
yang telah berhenti sekolah dan mereka yang malas dapat aktif kembali mengikuti
pembelajaran di sekolahnya.
"Kita juga sudah memulai pembelajaran tatap muka,
dengan harapan para siswa yang sudah jenuh dapat kembali aktif
bersekolah," katanya.
Ia mengungkapkan, dari 773 SD negeri dan swasta,
sebanyak 626 SD diantaranya sudah belajar tatap muka. Sedangkan untuk SMP
negeri dan swasta sebanyak 217 sekolah, 84 SMP diantaranya sudah melaksanakan
belajar tatap muka.
"Untuk SMP yang hingga kini belum melaksanakan belajar
tatap muka, sebagian SMP yang berada di Rangkasbitung, karena para gurunya
belum divaksin," katanya.
"Untuk itu, agar bisa melaksanakan belajar tatap
muka, kami sudah melakukan koordinasi dengan pihak Dinkes Lebak, agar para guru
SMP di Rangkasbitung bisa diprioritaskan pemberian vaksinya," imbuhnya.(Tio)